Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berencana menaikkan suku bunga kredit secara bertahap untuk meningkatkan yield kredit dan memaksimalkan pendapatan bunga.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, sepanjang semester I/2018, margin bunga bersih bank penyalur kredit perumahan tersebut tergerus karena manajemen memutuskan menahan kenaikan bunga kredit di tengah peningkatan biaya dana yang terjadi sebagai dampak tren kenaikan bunga deposito di industri perbankan. Alasannya, perseroan khawatir terjadi pemburukan kualitas kredit apabila suku bunga kredit dinaikkan.
Akibatnya, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BTN menurun menjadi 4,17% per semester I/2018, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,42%.
Baca Juga
“Ada kekhawatiran kalau bunga kredit dinaikkan maka rasio NPL [non performing loan/kredit bermasalah] akan naik. Tetapi hal ini terus kami pantau secara bulanan. Usulan kenaikannya sih sudah siap, tetapi keputusan naiknya belum ditentukan,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (22/7/2018).
Iman menambahkan, peningkatan suku bunga kredit tersebut rencananya akan dilakukan secara bertahap terhadap semua segmen kredit. Hal itu juga akan diiringi dengan upaya perbaikan kualitas aset kredit agar tidak mengerek kredit bermasalah. Perseroan menargetkan NIM dapat mencapai level 4,5% hingga 5% pada akhir tahun.
Dengan strategi peningkatan bunga kredit, yang diimbangi dengan upaya memitigasi potensi risiko kenaikan kredit bermasalah, BTN menargetkan perolehan pendapatan bunga sepanjang tahun ini dapat tumbuh 20% dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu.