Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan yang lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan kredit, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja yang berbeda dibandingkan tren industri.
Per akhir Juli 2018, bank pelat merah tersebut mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp433,01 triliun, meningkat 11,89% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, penghimpunan dana tumbuh 13,91% secara tahunan menjadi Rp487,93 triliun.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan bahwa dengan kondisi tersebut, perseroan optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata industri perbankan pada akhir tahun ini.
“Kami masih optimistis loan dan DPK masih tumbuh dua digit, tumbuh di atas industri karena kami sudah siapkan pipeline-nya,” katanya kepada Bisnis, Senin (17/9).
Dia menambahkan, penyaluran kredit masih akan berfokus pada segmen korporasi, konsumer, dan kecil.
Berdasarkan Indikator Likuiditas yang dirilis oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan kredit sampai dengan Juli mencapai 11,34% secara year on year (yoy). Adapun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya mencapai 6,89%.
Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto menyatakan, pola pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada pertumbuhan DPK tersebut merupakan pola lanjutan dari bulan sebelumnya. Akibatnya, rasio pembiayaan terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 93,11%, dan diproyeksikan masih akan berada di atas 90% hingga akhir tahun.