Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. telah menaikkan suku bunga deposito sebesar 50 bps sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga kebijakan dan perkembangan persaingan suku bunga simpanan di sektor perbankan.
Direktur Utama Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, sebagai dampak dari peningkatan bunga deposito yang secara otomatis mengerek biaya dana, perseroan akan lebih selektif dalam menyalurkan dana. Meskipun demikian target pertumbuhan kredit dan DPK tetap berada pada kisaran 10%—11% dan 8%—9%.
“Ke depannya kami akan lebih selektif dalam pemberian kredit mengingat biaya likuiditas cenderung naik, sementara pricing kredit belum merata mengikuti kenaikan cost of fund,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (17/9/2018).
Dia mengatakan bahwa kompetisi likuiditas saat ini cukup ketat sebab bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV cukup agresif menawarkan suku bunga tinggi. Menurutnya, Hal itu membuat BUKU III seperti Maybank berada dalam posisi terjepit.
“Hal Ini tentunya akan berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena suku bunga kredit belum bisa menyesuaikan sepenuhnya. Kami memperkuat perolehan likuiditas ritel untuk mengimbangi likuiditas institusional yg mahal karena kompetisi tadi, sementara strategi likuiditas tetap fokus pada transaksional nasabah,” jelasnya.
Dilihat dari tren selama lima tahun terakhir, tampak bahwa kondisi pertumbuhan kredit masih terus berfluktuasi. Pada periode 2014 hingga 2016, pertumbuhan kredit menurun dari dua digit menjadi hanya 7,9%.
Kemudian, pada 2017, fungsi intermediasi mulai membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang mulai menggeliat ke level 8,2% secara tahunan. Pada tahun ini, regulator optimistis pertumbuhan kredit perbankan dapat terakselerasi hingga ke level 12% dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu.