Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja mengatakan pihaknya optimistis penyerapan SR011 mampu mencapai target dalam waktu yang tersisa sekitar 8 hari ke depan.
“Untuk angka distribusinya, indikasi per hari ini sudah di atas Rp1 triliun,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/3/2019).
Dia mengatakan respons dari para nasabah perseroan cukup baik. Selain karena memberikan tingkat imbal hasil yang kompetitif, menurut Parwati, produk SR011 diminati karena sifatnya yang tradeable, artinya dapat dijual kembali di pasar sekunder setelah masa holding perio berakhir dan memiliki potensi capital gain.
“Jadi instrumen investasi ini bisa dijual kembali jika nasabah memerlukan dana tunai,” katanya.
Seperti diketahui, produk investasi sukuk ritel SR011 yang bertenor 3 tahun ditawarkan dengan kupon 8,05% per tahun.
Walau angka tersebut di bawah kupon surat berharga negara (SBN) ritel yang diterbitkan sebelumnya seperti SBR005 dan ST003 yakni sebesar 8,15%, tapi kupon SR011 jauh di atas seri sukuk ritel SR010 sebesar 5,9%.
Mitra distribusi penjualan SR011 lainnya yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyatakan pemesanan sukuk ritel seri SR-011 telah melampaui separuh dari target awal.
Menurut Direktur Konsumer BTN Budi Satria, perseroan memiliki target penjualan sebesar Rp500 miliar sampai akhir masa penjualan pada 21 Maret mendatang. Dari target tersebut, penjualan yang dilakukan sejak masa penawaran dimulai hingga Senin (11/3) lalu telah mencapai 63%.
“Adapun, pencapaian penjualan sampai dengan saat ini telah mencapai Rp317 miliar,” kata Budi kepada Bisnis, Senin (11/3/2019).
Budi mengatakan mengatakan sejauh ini permintaan pasar terhadap instrumen SR-011 cukup baik. Hal ini tak lepas dari tingkat imbal hasil yang diberikan masih di level yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
“Masih ada kurang lebih dua minggu masa penawaran sehingga kami optimis [target penjualan] bisa tercapai dengan baik,” tambah Budi.
Guna memaksimalkan distribusi, Bank BTN terus mengedukasi para tenaga penjual internal Bank BTN, melakukan investor gathering di kota-kota yang potensial, serta memberikan gimmick kepada nasabah dengan kuota tertentu.
Perseroan juga aktif mengirimkan pesan singkat lewat aplikasi perpesanan seperti Whatsapp dan SMS blast kepada para nasabah serta memasang iklan bersama-sama dengan mitra distribusi lainnya.
Setali tiga uang, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. juga menyatakan para investor ritel memiliki ketertarikan yang cukup besar untuk memborong SR-011.
Menurut General Manager Divisi Wealth Management BNI Neny Asriani realisasi penyaluran SR-011 telah menyentuh angka 67,05% dari target yang dibidik perseroan yakni sebesar Rp1 triliun.
“Penjualan sampai dengan saat ini Rp670,5 miliar,” kata Neny pada Senin (11/3) malam.
Dia optimistis angka penjualan berpotensi lebih tinggi dari target semula dan akan lebih intensif memasarkan produk tersebut dalam beberapa hari masa penawaran ke depan.
“Strategi yang kami lakukan antara lain lewat SMS blast ke nasabah dan memberikan reward kepada nasabah untuk pembelian SR011 dalam jumlah tertentu,” ungkapnya.
Distributor SR011 lainnya yakni PT Bank DBS Indonesia juga mengungkapkan hal senada. Menurut Vice President Consumer Treasury Business Head DBS Indonesia Michael, penyerapan produk instrumen tersebut sesuai prediksi.
“Respons pasar baik dan sesuai ekspektasi,” katanya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Michael mengatakan perseroan menargetkan penawaran SR011 dapat tembus sedikitnya Rp500 miliar.
Masa penawaran SR 011 dimulai pada awal Maret dan direncanakan akan berlangsung hingga 21 Maret pukul 10.00 WIB. Investor dapat melakukan pemesanan dengan nominal mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar.
Pemesanan dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi kantor perwakilan dari 22 mitra distribusi, yang terdiri dari 2 perusahaan sekuritas dan 20 lembaga perbankan.
Ke-20 bank tersebut yakni Bank BRISyariah, Bank BCA, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC Indonesia, Bank Mandiri, Bank Maybank Indonesia, Bank Mega, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank BRI, Bank Syariah Mandiri, Bank BTN, Bank CIMB Niaga, Citibank N.A. Indonesia, dan Standard Chartered Bank. Sementara itu kedua sekuritas yang dipilih yakni Bahana Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Tujuan penerbitan instrumen itu oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yakni demi diversifikasi instrumen pembiayaan APBN, memperluas basis investor di pasar domestik serta mendukung pengembangan pasar keuangan syariah.