Bisnis.com JAKARTA – Pemegang saham minoritas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. hendak melepas kepemilikan saham kepada Al Falah Investment Pte. Limited yang berencana mengakuisisi 50,3% saham bank syariah tersebut.
Andre Mirza Hartawan, pemilik 1,66% saham Bank Muamalat mengatakan upaya penyehatan bank syariah tertua ini masih akan menempuh jalan pajang. Selain tidak mengambil hak dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) VI, dia juga membuka kemungkinan menjual saham kepada Al Falah.
“Kami putuskan untuk tidak mengambil hak kami dan malah kemungkinan akan jual kalau ada proses tender offer dalam PUT ini,” katanya kepada Bisnis, Minggu (19/5/2019).
Berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tender offer atau penawaran tender wajib harus dilakukan ketika ada pengendali baru di sebuah perusahaan terbuka. Dalam tender wajib, pengendali baru menawarkan untuk membeli saham minoritas dengan harga paling tinggi antara sesuai pengambilalihan yang telah dilakukan atau harga wajar yang ditetapkan oleh penilai.
Andre menjelaskan bahwa selain dirinya, sejumlah pemegang saham minoritas lain juga memiliki keinginan serupa. “Ini menunggu OJK apakah akan ada proses tender offer atau tidak,” katanya.
Adapun Andre menyampaikan rencana melepas saham oleh sejumlah pemegang saham minoritas usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pekan lalu, Jumat (17/5/2019). RUPSLB itu meminta persetujuan para pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas terkait rencana akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. oleh Al Falah Investments Pte Limited.
Andre mengatakan bahwa pemegang saham menyerahkan sepenuhnya kepada OJK. Pemegang saham minoritas yakin otoritas mampu melakukan uji tuntas untuk meneliki kompetensi investor untuk menyehatkan Muamalat. “Namun kami sangat berharap investor yang disetujui OJK adalah investor yang kredibel,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Syaiful Amir sebagai kuasa pemegang saham minoritas Muamalat (Reza Rhenaldi Syaiful, Dewi Monita, Andre Mirza Hartawan) menyambut baik rencana Muamalat sepanjang OJK memberikan restu.
“Sebetulnya kami berharap investor ini bisa lebih banyak investasinya, karena untuk menyehatkan Muamalat ini perlu dana Rp8 triliun dan untuk tahap pertama kami sependapat dengan OJK perlu suntikan pertama Rp4 triliun,” katanya.
Komisaris Independen Muamalat Iggi H. Achsien mengatakan bahwa target perusahaan mencari tambahan dana sebesar Rp4 triliun. Sseteleh PUT VI dengan nilai maksimul Rp2,2 triliun rampung, perusahaan akan mencari sisanya dengan membuka berbagi opsi.
Iggi tidak menutup kemungkinan ada skema atau opsi selain menerbitkan saham baru apabila perlu selesai tahun ini. Pasalnya aksi korporasi tersebut memerlukan waktu yang realtif panjang.
“Bisa juga uang muka setoran modal, termasuk untuk ke tier 2, seperi subordinate, dan bentuk-bentuk setoran modal lainnya yang ada di peraturan OJK,” kata dia.