Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pertambangan Dorong Pertumbuhan Kredit Bank

Sektor pertambangan berkontribusi signifikan dalam laju penyaluran kredit tahun ini. Hingga April 2019, sektor ini tumbuh 37,6% secara tahunan (year-on-year)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso memberikan keterangan kepada wartawan hasil rapat perdana DK OJK periode 2017-2022 di Jakarta, Kamis (20/7)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso memberikan keterangan kepada wartawan hasil rapat perdana DK OJK periode 2017-2022 di Jakarta, Kamis (20/7)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor pertambangan berkontribusi signifikan dalam laju penyaluran kredit tahun ini. Hingga April 2019, sektor ini tumbuh 37,6% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan hal itu ditenggarai oleh perusahaan batu bara yang kembali beraktivitas.

“Ini bisnis yang dahulu ditinggalkan karena harga batu bara turun. Sekarang ini sudah lebih tinggi dari harga paling rendah pada periode 2014—2015,” katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Selain tambang, sektor konstruksi juga berperan signifikan. Per April 2019, kredit yang menyasar pemgangunan infrastruktur, perumahan, dan lainnya ini naik 27,55% yoy. Secara khusus, kredit terkait infrastruktur naik 19,13% yoy, sedangkan perumahan naik 11,76% yoy.

Adapun secara keseluruhan, fungsi intermediasi perbankan tumbuh 11,05% yoy per April 2019. Berdasarkan catatan OJK, sejak awal tahun ini pertumbuhan tahunan kredit perbankan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Pada April tahun lalu, kredit yang disalurkan perbankan tumbuh 9,2% yoy.

Kendati demikian pertumbuhan kredit per April 2019 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 11,7% yoy. Pada periode itu pertumbuhan tahunan kredit juga lebih lambat dibandingkan posisi bulan pertama sebesar 12,3% yoy.

Wimboh menjabarkan bahwa berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh paling tinggi, atau 14,34% yoy. Modal kerja dan konsumsi, masing-masing naik 10,48% yoy dan 9,06% yoy. “Ini sesui dengan arah yang kami inginkan. Harus yang produktif yang lebih banyak,” kata Wimboh.

Dia melanjutkan pertumbuhan kredit pada tahun ini akan didukung oleh ketersediaan likuiditas yang masih memadai. Saat ini ekses likuiditas mencapai Rp597,6 triliun. Menurutnya kelebihan likuditas itu masih memiliki ruang untuk perbankan menggenjot penyaluran pembiayaan.

“Cukup untuk jaga-jaga dan mendukung kredit sesuai rencana bisnis, bahkan bisa tumbuh hingga 15% [yoy],” tambah Wimboh

Hal tersebut juga didukung oleh rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) yang mulai menurun. Per April 2019 LDR turun menjadi pada kisaran 93%, dari bulan sebelumnya 94% 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper