Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia terus mencatat pertumbuhan transaksi interkoneksi antarjaringan atau off-us dari kartu debit berlogo gerbang pembayaran nasional (GPN) seiring distribusi kartu yang terus melaju.
Pada Mei 2019 volume dan nilai transaksi off-us masing-masing mencapai 13,5 juta transaksi atau senilai Rp6,73 triliun. Dengan angka tersebut, BI mencatat ada peningkatan hingga 65,48% yoy untuk volume dan 75.22% yoy untuk nilai transaksi.
Menurut Bank Sentral, dengan akselerasi tersebut pangsa transaksi off-us terhadap total transaksi debit naik menjadi 15,5% per Mei 2019 dari 9,6% per Mei 2018.
Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Rahmat Hernowo mengatakan, pada periode Mei 2019 itu nilai transaksi baik dari sisi volume dan nominal juga dipengaruhi oleh momen Ramadan 2019.
"Sebagai perbandingan, data transaksi pada April 2019 volume dan nilai transaksi off-us masing-masing mencapai 11,1 juta transaksi dengan nilai Rp5,24 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 49,01% yoy dan 52,68% yoy," katanya kepada Bisnis, Rabu (10/7/2019).
Rahmat menambahkan, untuk kartu GPN yang terdistribusi hingga Juni sebesar 34,96 juta. Jumlah itu setara 81,21% dari total jumlah kartu GPN yang telah dicetak sampai dengan Juni 2019, yakni sebesar 43,05 juta kartu dalam 15 bulan sejak dimulainya program tersebut.
Baca Juga
Adapun, target Bank Sentral sepajang tahun ini, GPN akan tercetak hingga 47 juta keping kartu.
Sisi lain, Rahmat mengemukakan saat ini Bank Indonesia sedang mereview kebijakan-kebijakan yang telah diambil dalam sistem pembayaran guna memastikan pencapaian visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Pengembangan sistem pembayaran ke depan pun akan diarahkan agar dapat mendukung Indonesia untuk masuk dalam era ekonomi dan keuangan digital.
Termasuk fitur-fitur yang bisa dilayani oleh kartu GPN.
Terkait lembaga switching, BI masih memastikan akan memberikan kesempatan yang sama bagi pihak penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk melakukan kerjasama, termasuk kerjasama antara penyelenggara switching di luar GPN dengan Lembaga Switching GPN.
"Terkait hal tersebut masing-masing pelaku memiliki strategi dalam menggarap potensi pasar Indonesia yang besar. Regulator mengawal proses kerjasama yang akan terbangun, agar selaras dengan kebutuhan masyarakat dan perekonomian secara umum," katanya.