Pacu Fungsi Intermediasi, Kredit BNI Tumbuh 20%

Sepanjang paruh pertama 2019, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja kredit senilai Rp549,23 triliun atau tumbuh 20%.

Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang paruh pertama 2019, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja kredit senilai Rp549,23 triliun atau tumbuh 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp457,81 triliun.

Pertumbuhan kredit yang solid tersebut menunjukkan fungsi intermediasi yang dijalankan emiten berkode saham BBNI itu berjalan secara optimal, seiring dengan upaya pemerintah yang terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global.

Performa kredit Bank Negara Indonesia (BNI) didorong oleh pembiayaan di segmen korporasi yang mencapai 51,9% dari total portfolio kredit, dengan fokus pembiayaan pada sektor-sektor unggulan yang memiliki risiko relatif rendah, terutama ke sektor manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta jasa dunia usaha.

Hal itu sejalan dengan strategi yang telah ditetapkan BNI, yaitu menjaga komposisi kredit korporasi dalam kisaran 50% hingga 55% dari total kredit. Kredit korporasi BNI tersalurkan untuk korporasi swasta dan BUMN, yang masing-masing tumbuh 27,8% year on year (yoy) dan 24,9% yoy.

Kredit yang didistribusikan untuk segmen usaha kecil pun mencatatkan pertumbuhan yang baik sebesar 21,5% yoy, termasuk di dalamnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menjadi program utama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adapun, untuk kredit segmen menengah tetap dijaga pertumbuhannya yang moderat sebesar 7,6% yoy.

Sementara itu, di segmen konsumer, Kredit Tanpa Agunan berbasis payroll masih menjadi kontributor utama pertumbuhan sebesar 12,8% yoy. Adapun untuk mortgage dan credit card juga mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,9% dan 4% yoy.

Penyaluran kredit BNI yang solid juga ditopang oleh kemampuan BNI untuk menjaga likuiditas di tengah kondisi pasar keuangan yang ketat, di mana Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13% secara tahunan dari Rp526,48 triliun pada semester I/2018 menjadi Rp595,07 triliun per semester I/2019.

BNI juga mampu menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA yang mencapai 64,6% dari total DPK.

Dalam upaya menghimpun dana murah tersebut, BNI terus mengembangkan layanan digital banking, meningkatkan sinergi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta mengembangkan layanan bagi lembaga pemerintahan.

Hasilnya, BNI mencatatkan penambahan sekitar 7,5 juta rekening baru, dari 39 juta rekening pada semester I/2018 menjadi 46,5 juta rekening pada semester I/2019.

Selain itu, BNI juga terus meningkatkan jumlah branchless banking dari 94.000 menjadi 124.000 Agen46 yang disertai dengan kegiatan promosi agensi kemitraan.

Pencapaian BNI lainnya yang juga sangat baik hingga paruh pertama 2019, yakni pertumbuhan fee based income hingga 11,6% yoy, pendapatan bunga bersih tumbuh menjadi Rp17,61 triliun, serta membaiknya NPL gross dari 2,1% menjadi 1,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper