Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah membukukan laba bersih Rp25,8 miliar pada semester pertama tahun ini. Percetakan laba tersebut hanya tumbuh 2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan publikasi semester I/2019 perseroan, pendapatan penyaluran pembiayaan tumbuh 12,2 persen (year-on-year/yoy), tetapi beban bagi hasil pemilik dana investasi tumbuh 17,9 persen, sehingga tidak berdampak banyak pada pendapatan bersih setelah distribusi bagi hasil.
Demikian pula dengan pendapatan operasional di luar penyaluran pembiayaan, pertumbuhan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 12,4 persen masih harus dibarengi dengan beban operasional lainnya yang tumbuh 9,4 persen.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menjelaskan hal tersebut dikarenakan perseroan mempertahankan pertumbuhan fungsi intermediasi sambil menjaga rasio non performing financing (NPF) di level rendah.
"BCA Syariah berkomitmen untuk menjalankan fungsi intermediasi secara optimal dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian. Kualitas NPF gross kami terjaga di posisi 0,68 persen," katanya, dalam Media Update BCA Syariah, Jumat (26/7/2019).
Jhon menjelaskan, portofolio pembiayaan pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp4,9 triliun, atau tumbuh 4,3 persen (yoy). Kontributor terbesar pertumbuhan pembiayaan masih berasal dari segmen komersial yang porsinya mencapai 77,4 persen.
"Adapun jika dilihat dari sektor ekonominya, pembiayaan ini kami salurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran yang porsinya mencapai 21,5 persen," katanya.
Sementara itu, dari sisi likuiditasnya, perseroan masih mampu menjaga financing to deposits ratio (FDR) di kisaran 87 persen, atau turun dari posisi semester pertama tahun sebelumnya yang mencapai 91,15 persen.
Hal ini merupakan dampak positif dari penghimpunan dana pihak ketiga yang lebih tinggi daripada kredit, yakni 8,9 persen (yoy) menjadi Rp5,6 triliun.
"Di tengah kondisi likuiditas perbankan yang mengetat, BCA syariah justru mampu membukukan perbaikan dari sisi FDR-nya," imbuhnya.
Adapun, pertumbuhan DPK pada paruh pertama tahun ini di dominasi yang oleh simpanan berbiaya murah (current account saving account/CASA) yang pertumbuhan bersihnya mencapai Rp403,4 miliar, sedangkan depoito Rp58,9 miliar.
PERLUASAN JARINGAN
Jhon menyampaikan bahwa perseroan fokus pada perluasan jaringan pada tahun ini. Fokus pertama untuk dapat mendukung penghimpunan DPK, agar perseroan dapat lebih kompetitif dalam penyaluran pembiayaannya.
"BCA Syariah terus menambah jumlah jaringan kantor yang hingga saat ini mencapai 66 cabang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan Malang. Ada juga cabang baru kami Di Banda Aceh, Bandar Lampung dan Kediri," katanya.
Sebagai informasi, net imbalan perseroan saat ini berada pada posisi 4,15 persen, turun dari posisi semester pertama tahun lalu yang tercatat 4,40 persen.