Bisnis.com, JAKARTA – PT Pegadaian (Persero) mencatatkan outstanding pembiayaan senilai Rp43,6 triliun sepanjang Januari – Juni 2019, tumbuh 12,66 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 senilai Rp38,7 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan menjamurnya perusahaan gadai swasta dan institusi keuangan yang menyediakan pembiayaan mikro menjadi tantangan bagi Pegadaian.
“Ya ganggu, tapi hanya geli-geli sedikitlah. Kami masih yakin bisa mengalahkan mereka. Dari sisi pelayanan dan bunga kami bisa lebih bagus,” katanya, Jumat (26/7).
Namun, dia tidak khawatir karena basis bisnis Pegadaian sudah sangat kuat seiring dengan umur bisnisnya yang sudah mencapai 118 tahun.
Sepanjang semester I/2019, Pegadaian membukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun atau setengah dari target hingga akhir tahun senilai Rp3 triliun. Adapun nilai aset tercatat senilai Rp56,1 triliun atau telah mencapai 89 persen dari target akhir 2019 senilai Rp63 triliun.
Dia mengatakan target jumlah nasabah pada 2019 sudah tercapai pada semester I/2019 sebesar 12,1 juta. Pegadaian menjadi salah satu BUMN raksasa yang memberikan kontribusi pemasukan kepada negara sebesar Rp2,83 triliun pada akhir tahun lalu.
Baca Juga
Bisnis Nongadai
Berdasarkan penuturannya, hingga 2023 bisnis non gadai yang tahun ini masih 20 persen, nantinya akan ditingkatkan menjadi 40 persen, sedangkan bisnis gadai menjadi 60 persen. Namun, semua lini bisnis dipastikan tetap akan naik. Hanya saja, perubahan proporsi tersebut dalam rangka menyikapi perubahan lingkungan.
Dalam mengelola bisnis, Pegadaian dikelola secara sehat dan terukur, terlihat di tahun 2018 ROA yang didapat Pegadaian sebesar 5,26 persen dan ROE sebesar 13,80 persen BOPO sebesar 68,30 persen.
Tidak hanya itu Pegadaian juga merupakan perusahaan yang efisien dalam operasi bisnis, karena terlihat dari data Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada tahun 2018 yang mencapai 68 persen.
“Kami ini ibarat gadis cantik, dengan berbagai pencapaian kinerja keuangan yang baik. Sehingga banyak yang mendorong Pegadaian untuk IPO,” katanya.
Kuswiyoto menambahkan untuk asesmen Good Corporate Governance (GCG) Pegadaian sudah mencapai 98,21 persen. “Nilai ini sudah hampir sempurna. Dan penilaian GCG ini dihitung oleh pihak independen, sebagaimana halnya rating Triple A dinilai oleh Pefindo,” jelas Kuswiyoto.