Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: Pemangkasan Suku Bunga Acuan Atau GWM Masih Diperlukan

“Ruang pelonggaran baik dalam bentuk penurunan suku bunga maupun pelonggaran GWM saya kira cukup terbuka,” kata Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah kepada Bisnis, Senin (2/9/2019).
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai Bank Indonesia masih harus terus berupaya melonggarkan likuiditas, baik melalui pemangkasan suku bunga acuan maupun giro wajib minimum (GWM). Hal itu akan menjadi stimulus di tengah perlambatan ekonomi global saat ini.

“Ruang pelonggaran baik dalam bentuk penurunan suku bunga maupun pelonggaran GWM saya kira cukup terbuka,” kata Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah kepada Bisnis, Senin (2/9/2019).

Dia melanjutkan bahwa saat ini arah kebijakan bank sentral global cenderung dovish (jinak). Dengan demikian penurunan suku bunga tidak akan membahayakan aliran modal masuk, sehingga  nilai rupiah juga relatif aman.

Kendati demikian selain pelonggaran tersebut, pemerintah juga perlu mengutamkan koordinasi kebijakan. Langkah bank sentra harus diimbangi dengan pelonggaran fiskal dan deregulasi sektor riil.

“Kombinasi atau sinergi kebijakan fiskal moneter dan sektor riil saya yakini akan bisa memacu pertumbuhan ekonomi walaupun ekonomi global sedang melambat,” katanya.

Adapun Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali atau sebesar 50 basis poin (bps) sejak awal paruh kedua 2019. Hal itu juga diikuti dengan penurunan GWM sebanyak 50 bps.

Penurunan tersebut merupakan langkah yang diambil bank sentral setelah mengkerek naik suku bunga acuan sebanyak 175 bps sepanjang 2018. Kebijakan itu bisa dilakukan karena kondisi inflasi yang terjaga.

Seperti diberitakan Bisnis isebelumnya bank sentral masih membuka peluang untuk memangkas suku bunga acuan ataupun GWM. Namun mengenaik besaran masih belum ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper