Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran pembiayaan bank syariah sepanjang semester I/2019 tumbuh hingga dua digit secara year-on-year (yoy).
Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan yang disalurkan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sepanjang semester I/2019 tumbuh 12,90 persen secara yoy. Pembiayaan sebesar Rp333,1 triliun dialirkan bank syariah, lebih tinggi dari jumlah pembiayaan setahun sebelumnya yakni Rp295 triliun.
Pertumbuhan ini menjadi yang kedua tertinggi sepanjang paruh pertama tahun berjalan dalam kurun 5 tahun terakhir. Kenaikan pembiayaan tertinggi sepanjang paruh pertama 2015-2019 terjadi pada semester I/2017 yang mencapai 19,3 persen secara yoy. Saat itu, pembiayaan meningkat dari Rp222,2 triliun pada semester I/2016 menjadi Rp265,3 triliun setahun setelahnya.
Pertumbuhan pembiayaan bank syariah diikuti dengan menurunnya rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) BUS. Berdasarkan data yang sama, rasio NPF BUS hingga akhir Juni 2019 turun 47 basis poin (bps) menjadi 3,36 persen secara yoy.
Penurunan rasio NPF BUS sepanjang paruh pertama 2019 melambat dibanding periode sebelumnya. Pada paruh pertama 2018 rasio NPF BUS turun 64 basis poin secara yoy, dan setahun sebelumnya penurunan mencapai 121 bps.
Pada UUS, rasio NPF justru mengalami kenaikan di periode yang sama. Rasio pembiayaan bermasalah di UUS naik 81 bps menjadi 3,09 persen.
Kenaikan ini menjadi yang pertama sejak 2015. Sepanjang paruh pertama 2015-2018 rasio NPF UUS selalu turun. Semester I/2018 rasio NPF UUS tercatat di anak 2,28 persen.