Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia menjaga rasio dana murah (current account savings account/CASA) pada kisaran 38%. Hal ini guna mempertahankan tren pertumbuhan laba dua digit.
Deputy President Director Bank UOB Indonesia Hendra Gunawan menjelaskan bahwa selain menjaga dana murah, bank juga akan meningkatkan efektivitas penetrasi nasabah serta fokus dalam mengerek pertumbuhan aset berkualitas.
“Dengan pendekatan ini bank dapat menjaga peningkatan laba tahun ini,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan ini.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, per Juni 2019 rasio CASA bank mencapai 38,3%, naik dibandingkan dengan posisi Juli 2018 sebesar 35,5%. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dua digit giro dan tabungan yang diikuti oleh penurunan deposito.
Namun, per Juli 2019, rasio CASA turun menjadi 35,8%. Kendati deposito masih terkoreksi, tetapi giro dan tabungan hanya naik, masing-masing 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 1,1% yoy.
Pada sisi kualitas aset, kinerja bank terbilang baik. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kotor per Juni 2019 sebesar 1,73%, turun dari sebelumnya 2,30%.
UOB Indonesia mencatat per Juni 2019, laba bersih bank masih tumbuh di atas rata-rata industri. Per Juni 2019 bank menorehkan pertumbuhan 29,6% yoy menjadi Rp379 miliar.
Hendra menjelaskan, selain menjaga beban dana, dalam kondisi suku bunga dan persaingan pasar yang sangat ketat, bank meningkatkan pendapatan nonbunga. Hal ini dilakukan melalui strategi bisnis yang mengincar berbagai segmen nasabah.
Berdasarkan laporan publikasi per Juni 2019 pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 0,8% yoy menjadi Rp1,7 triliun. Hal ini sejalan dengan margin bunga bersih yang merosot dari 3,97% menjadi 3,57%.
Namun, pada saat yang sama pendapatan nonbunga naik 131,4% yoy menjadi Rp16,2 triliun. Pendorong utama adalah keuntungan transaksi spot dan derivatif yang naik lebih dari sembilan kali lipat menjadi Rp7,6 triliun.^(Muhammad Khadafi)
m dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Nusantara sebanyak 1% dan lainnya 0,001%.