Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit hingga 14,07% secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga akhir kuartal III/2019.
Dalam paparan kinerja kuartal III/2019, Bank Jatim mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp37,73 triliun. Penyaluran pembiayaan ini tumbuh 8,51% dibandingkan dengan akhir kuartal II/2019.
“Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi yaitu sebesar Rp22,86 triliun atau tumbuh 8,71% yoy, sedangkan pertumbuhan paling tinggi didapat dari sektor komersial sebesar 28,7% atau tercatat Rp9,11 triliun. Pertumbuhan tinggi tersebut didongkrak dari pertumbuhan kredit sindikasi yang signifikan sebesar 194,2%,” ujar Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Bank Jatim juga mampu meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola hingga 15,84% yoy menjadi Rp61,21 triliun. Pertumbuhan DPK ini ditopang keberadaan simpanan dalam bentuk giro yang tumbuh 22,81% atau Rp23,56 triliun, tabungan 12,38% atau Rp18,29 triliun dan deposito 11,35% atau Rp19,35 triliun.
Rasio dana murah atau current account saving account (CASA) emiten berkode BJTM ini masih terjaga di angka 66,54%. Dengan kinerja demikian, Bank Jatim mencatat laba bersih sebesar Rp1,14 triliun atau tumbuh 7,61% secara tahunan.
“NPL [non performing loan] Bank Jatim dari sebelumnya di Juni 3,12% saat ini juga sudah di 2,89% atau di bawah 3% sesuai target. Pada sisa 3 bulan ke depan harapan kami kinerja bisa di maintenance dan aset bisa ditingkatkan jadi peringkat kedua kembali. Sehingga 5 tahun ke depan bisa di posisi pertama,” ujarnya.
Sebaga catatan, hingga akhir September 2019 rasio return on equity (ROE) Bank Jatim sebesar 19,98 %. Sementara itu, rasio Net Interest Margin (NIM) BPD ini mencapai 6,20%, dan Return On Asset (ROA) 3,18%. Adapun Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) BJTM terjaga di angka 66,54%.