Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Bukopin, Kredit Minus Dibayangi Kenaikan NPL

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett Bank Bukopin tercatat meningkat dari level 3,76 persen menjadi ke level 3,81 persen.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Bukopin di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Bukopin di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk. mencatat penurunan kinerja penyaluran kredit menutup kuartal ketiga pada 2019. Pada periode yang sama rasio kredit bermasalah meningkat.

Berdasarkan presentasi paparan publik perseroan, per September 2019, total portofolio kredit Bank Bukopin tercatat sebesar Rp66,57 triliun. Capaian tersebut turun -0,61 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,98 triliun.

Perlambatan kredit dikontribusi oleh segmen komersial yang turun 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp22,73 triliun menjadi Rp19,95 triliun pada kuartal III/2019.

Sementara itu, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh segmen konsumer, yakni sebesar 24,16 persen yoy, dari Rp13,51 triliun menjadi Rp16,8 triliun.

Dalam paparan tersebut disebutkan bahwa fokus pertumbuhan kredit Bank Bukopin secara konsisten diarahkan ke bisnis ritel, di mana kredit segmen tersebut tumbuh 5,15% yoy.

Di samping itu, Bank Bukopin mencatat kredit untuk PNS aktif dan pensiunan tumbuh signifikan per September 2019. Kredit segmen ini tumbuh sebesar 32,94 persen yoy menjadi Rp11,3 triliun kepada sebanyak 111.675 debitur PNS aktif dan pensiunan.

Perseroan menyatakan, ke depan akan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas pembiayaan. Pasalnya, kredit bermasalah perseroan per September 2019 mengalami peningkatan.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett Bank Bukopin tercatat meningkat dari level 3,76 persen menjadi ke level 3,81 persen. Adapun secara gross meningkat dari 5,62% ke level 5,99% per September 2019. 

Penyumbang NPL tertinggi berasal dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan porsi 54 persen dari total rasio kredit bermasalah yang tercatat.

Sementara itu, berdasarkan sektor, perdagangan menyumbang NPL tertinggi dengan porsi sebesar 38% dari total NPL. Sektor layanan dan konstruksi turut menjadi penyumbang NPL tertinggi.

Sejumlah strategi akan dilakukan perseroan untuk menekan rasio NPL, di antaranya dengan fokus pada segmen bisnis pilihan dan bundling cash loan dengan noncash loan.

Dengan memiliki rencana aksi terstruktur dalam penanganan NPL, perseroan optimistis kredit bermasalah dapat diselesaikan di kuartal IV/2019.

Di sisi lain, laba bersih Bank Bukopin juga tumbuh melambat hingga kuartal III/2019. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp150,58 miliar atau tumbuh 9,79% yoy.

Bisnis telah mencoba menghubungi Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin M. Rachmat Kaimuddin dan Direktur Konsumer Bank Bukopin Rivan A. Purwantono, tetapi belum mendapatkan tanggapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper