Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Stagnan, OJK Dorong Multifinance Perluas Pasar

Perusahaan pembiayaan didorong untuk melakukan perluasan pasar dan produk agar tetap dapat mencetak pertumbuhan pada tahun depan di tengah tantangan ekonomi global.

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan didorong untuk melakukan perluasan pasar dan produk agar tetap dapat mencetak pertumbuhan pada tahun depan di tengah tantangan ekonomi global.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan mengatakan hingga penghujung 2019, pertumbuhan multifinance masih jauh dari target 7%. Hingga September 2019, pertumbuhan piutang hanya mencapai 3,53% dan aset hanya tumbuh 1,03%.

Tahun ini memang masih menjadi rangkaian dari tekanan ekonomi global. Sektor yang paling terkena dampak adalah alat berat akibat harga komoditas hingga kuartal III/2019 masih fluktuatif. Sementara itu, penjualan mobil dan motor masih flat. 

Untuk itu, dia mendorong perusahaan pembiayaan memanfaatkan keleluasaan kegiatan bisnis yang diatur oleh otoritas dalam POJK No.35/2018. Beberapa produk yang dapat digarap di antaranya adalah dana tunai untuk meningkatkan porsi multiguna dan anjak piutang (factoring) yang belum banyak digarap oleh multifinance. 

“Sebenarnya masih banyak yang bisa digarap. Dengan skema produk seperti dana tunai dan factoring, tinggal mereka saja mau manfaatkan. Industri yang terkait dengan pariwisata juga kami akan dorong,” ujarnya usai Seminar Nasional Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI): Peluang & Tantangan Tahun 2020, Selasa (26/11). 

Selain itu, green financing juga dinilai potensial seiring dengan adanya kewajiban menyerahkan laporan keberlanjutan bagi perusahaan pembiayaan. 

Misalnya, memberikan pembiayaan kepada proyek yang mendukung prinsip sustainable development goals (SDG) seperti energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi ramah lingkungan, UMKM, dan lainnya. 

Salah satu dampak positif produk green financing adalah menarik minat lembaga keuangan atau non keuangan dari asing untuk mengucurkan dana.

Dari segi perluasan pasar, lanjutnya, perusahaan multifinance dituntut untuk mengembangkan potensi daerah yang belum banyak tergarap, terutama di luar Jawa. “Semua daerah biru, yang merah cuma Jawa. Pasar motor di luar Jawa cukup bagus untuk pengembangan pasar,” tuturnya.  

Kendati tahun depan masih cukup menantang, Bambang menilai bisnis pembiayaan masih cukup seksi. Hal ini terlihat dari banyaknya minat korporasi asing untuk membangun bisnis atau melakukan konsolidasi di dalam negeri. 

“Ada banyak tamu dari luar negeri yang intens datang kepada kami pada Oktober dan November. Kekuatan multifinance apa yang jadi core competence harus dipelihara. Kalaupun mengubah harus cermat, jangan sampai ikut-ikutan lalu profit hilang,” tuturnya.  

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil pada tahun depan akan tumbuh 5% menjadi 1,05 juta unit. Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) malah memproyeksikan penjualan roda dua turun 0,8% menjadi 6,4 juta unit. 

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan, pencabutan subsidi listrik, kenaikan cukai rokok yang hubungannya sangat erat dengan kalangan menengah ke bawah disinyalir akan berimbas pada demand membeli sepeda motor. 

Sementara itu, Himpunan Industri Alat Besar Indonesia (Hinabi) memprediksi permintaan alat berat pada 2020 cenderung lebih rendah dibanding tahun ini. Untuk itu, pemain multifinance di sektor ini harus berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman di segmen alat berat, khususnya industri tambang. Namun, masih ada ruang untuk tumbuh di sektor infrastruktur. 

Bambang mengingatkan, faktor lain yang juga dapat mengganggu industri pembiayaan adalah munculnya pinjaman berbasis online ilegal yang dapat memberikan pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari. “Misal multiguna, [penyaluran] perbankan masih tinggi, pergadaian juga sudah mulai masuk kesana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper