Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan diharapkan cepat menurunkan suku bunga kredit dan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat membuka acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 dengan tema Sinergi Transformasi Inovasi Menuju Indonesia Maju, Kamis (28/11/2019).
Perry memproyeksikan, kredit perbankan akan meningkat pada 2020, yang disertai dengan tren penurunan suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi. Namun, menurutnya, penurunan suku bunga bank masih terbatas sampai saat ini.
"Penurunan suku bunga kredit masih terbatas, dengan kebijakan moneter yang akomodatif, kami berharap perbankan cepat menurunkan suku bunga dan mendorong kredit," katanya.
Perry menyampaikan, Bank Indonesia (BI) telah menerapkan kebijakan makroprudensial yang dapat memberikan ruang kepada perbankan yang memperluas pendanaan dan mendorong intermediasi.
Kebijakan yang telah dikeluarkan di antaranya pelonggaran rasio Loan to Value dan Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti sebesar 5%, serta pelonggaran uang muka untuk kendaraan bermotor pada kisaran 5% sampai 10%.
Selain itu, keringanan rasio LTV/FTV juga diberikan untuk kredit atau pembiayaan properti dan uang muka untuk kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan masing-masing sebesar 5%. Adapun ketentuan tersebut berlaku efektif sejak 2 Desember 2019.
Di sisi pendanaan, BI telah melakukan penyempurnaan rasio intermedia makroprudensial (RIM). Bisnis mencatat, penyempurnaan RIM dilakukan dengan mengeksplorasi sumber pendanaan lain yang eligible dimasukkan dalam perhitungan RIM.
Seperti diketahui, sumber pendanaan RIM yang diperhitungkan adalah dana pihak ketiga (DPK) dan surat-surat berharga yang diterbitkan.