Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur The Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya memberikan pesan tersirat dengan keputusan suku bunga terakhir mereka pada tahun 2019.
Sikap moneter The Fed tidak akan tunduk pada kebijakan perdagangan Amerika yang selalu berubah pada tahun mendatang.
Setelah melakukan pertemuan selama dua hari, FOMC sepakat untuk membiarkan suku bunga tidak berubah dan mengisyaratkan akan mempertahan posisi yang sama hingga 2020.
Opsi pelonggaran, bersamaan dengan pemilu, akan dikesampingkan, dan juga membuka kemungkinan bank sentral akan membeli sekuritas dengan kupon jangka pendek untuk mengurangi tekanan pasar uang.
Kisaran target suku bunga acuan The Fed stabil pada 1,5%-1,75% dan perkiraan mediannya menunjukkan tidak ada perubahan suku bunga pada tahun depan.
"Prospek ekonomi kami tetap menguntungkan meskipun ada perkembangan global dan risiko yang berkelanjutan," kata Powell pada konferensi pers di Washington, dikutip melalui Bloomberg, Kamis (12/12/2019).
Dia menambahkan, selama informasi yang mereka terima tentang ekonomi secara umum tetap konsisten dengan prospek ini, maka sikap kebijakan moneter kemungkinan akan tetap sesuai.
Menyusul pengumuman ini, imbal hasil tresuri 10 tahun turun di bawah 1,8% yang diikuti dengan penurunan dolar AS dan saham yang naik lebih tinggi.
The Fed, dalam pemungutan suara bulat pertamanya sejak Mei, mengatakan akan terus memantau implikasi data untuk prospek ekonomi, termasuk perkembangan global dan tekanan inflasi yang diredam.
Para pembuat kebijakan di The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga setelah pemangkasan sebanyak tiga kali tahun ini, yang membantu meredakan kekhawatiran terhadap ekonomi yang goyah.
The Fed memperkirakan kebijakan mereka tetap mendukung pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang, bahkan jika AS dan China belum mencapai kesepakatan perdagangan, masa depan Brexit dan gambaran ekonomi global yang kurang bersemangat.
Menurut ekonom Bloomberg Carl Riccadonna, Yelena Shulyatyeva dan Andrew Husby, The Fed ingin menarik diri dari perkembangan ekonomi pada tahun pemilu, dan memperkuat pesan ini dengan menaikkan ambang batas untuk suku bunga dalam waktu dekat.
"Pembuat kebijakan masih khawatir dengan inflasi di bawah target dan risiko global, tetapi mereka semakin yakin bahwa penyesuaian kebijakan yang diaplikasikan sejak Juli akan cukup untuk menstabilkan pertumbuhan, pengangguran dan inflasi pada tingkat yang diinginkan," tulis mereka.