Bisnis.com, JAKARTA - General Manager Divisi Bisnis Kartu PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) Okky Rushartomo Budiprabowo mengatakan volume transaksi pada tahun ini cenderung tumbuh flat apabila dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca Juga
Hingga November 2019, Okky menyampaikan volume transaksi kartu kredit BNI hanya tumbuh 6%, tidak berbeda jauh dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Perlambatan paling besar dikarenakan konsumen menahan daya beli selama periode Pemilu 2019.
"Tahun ini pertumbuhan kartu kredit mirip dengan tahun lalu karena tahun ini sempat ada Pemilu jadi ada bulan-bulan orang mengerem pembelian dan tahun ini kita lumayan suffer," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Di samping itu, sektor pariwisata yang sebelumnya menjadi motor penggerak pertumbuhan transaksi kartu kredit, Okky mengatakan, sektor tersebut mengalami perlambatan yang signifikan karena perusahaan maskapai yang bekerja sama dengan perseroan sama sekali tidak memberikan promo tahun ini.
Meski mengalami pertumbuhan stagnan, perseroan masih melihat potensi pertumbuhan yang besar pada 2020, dengan pmenargetkan pertumbuhan double digit, di mana perseroan akan menjalankan strategi, yaitu berkolaborasi dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin).
"Ke depan bank tidak akan jor-joran promo meski promonya akan tetap jalan. Kami melihat adanya potensi kerja sama dengan tekfin, kalau kami lihat mereka banyak jualan inventory. Ke depan trennya seperti itu," tuturnya.
Okky mengutarakan, strategi lainnya untuk mendorong pertumbuhan volume transaksi yang lebih tinggi pada 2020, yakni dengan menerapkan sistem aplikasi yang lebih fleksibel.
Perseroan mulai dari awal tahun 2020 akan menerapkan digital signature, yaitu fitur tanda tangan yang dilakukan secara digital. Okky menjelaskan, selama ini kendala yang dihadapi konsumen adalah proses pengajuan yang lama dengan diharuskannya presyaratan tanda tangan basah.
Perseroan menyatakan telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia utnuk menggunakan fitur Digital signature, sehingga kedepan proses aplikasi kartu kredit diklaim akan lebih nyaman dan aman.
"Dengan begiitu nasabah bisa apply kartu kredit dengan digital sign, jadi tidak perlu datang ketemu dengan sales, lebih mudah dan aman, juga kemungkinan fraud bisa berkurang karena langsung masuk ke aplikasi bank, customer juga bisa lebih nyaman," katanya.
Perseroan mengharapkan setidaknya ada penambahan sekitar 1.000 nasabah baru yang menggunakan digital signature setiap bulannya. Secara total, perseroan menargetkan penambahan 400.000 keping kartu kredit baru pada 2020.
Saat ini, perseroan mencatat jumlah kartu kredit BNI yang telah terdistribusikan sebanyak 1,86 juta keping kartu. Hingga November 2019, keping kartu yang bertambah sebanyak 360.000 kartu dengan target sebanyak 400.000 keping kartu.
Selain itu, Okky menambahkan pada 2020, perseroan akan lebih menyasar ke captive market dengan memanfaatkan institusi yang bekerja sama dengan perseroan, juga melalui nasabah payroll BNI, sehingga potensi approval kartu kredit juga bisa lebih tinggi.