Bisnis.com, JAKARTA—Menteri BUMN Erick Thohir menilai likuiditas PT PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) masih normal sehingga penyaluran pensiun Polri dan TNI tidak akan terganggu.
Erick pun meminta masyarakat tidak menyamakan kasus yang menimpa PT Asuransi Jiawsraya (Persero) dengan Asabri. Meski sejumlah portofolio investasi Asabri mengalami penurunan, dia mengungkapkan likuiditas dan aset asuransi pelat merah bagi TNI dan Polri masih positif.
“Likuditas Asabri dijamin aman karena cash flow-nya, asetnya semua masih bagus. Beda dengan Jiwasrya yang sudah sangat [mengalami kerugian],” katanya di Kantor Presiden, Rabu (15/1/2020).
Berdasarkan sejumlah kasus yang menimpa Kementerian BUMN belakangan ini, dia menyimpulkan bahwa banyak BUMN yang tidak menerapkan goog corporate governance sehingga menimbulkan kasus gagal bayar hingga inefisiensi manajemen.
Untuk itu, dia menyebut tidak segan melakukan restrukturisasi hingga pencopotan manajemen yang berkuasa pada BUMN yang bermasalah.
“Menurut saya ya ini proses yang saya rasa akan terus berlanjut. Untuk semua pimpinan yang tidak terapkan ini [GCG] akan terkena, pasti. Apakah itu dicopot, tapi yang kasusnya hukum akan terproses,” jelasnya.
Berdasarkan dokumen mengenai Asabri yang diperoleh Bisnis, tercantum bahwa perseroan mengalami unrealized loss berkisar Rp10 triliun–Rp16 triliun. Kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan nilai saham dan reksa dana sahamnya.
Dokumen yang sama mencantumkan bahwa Asabri mencatatkan aset per Agustus 2019 senilai Rp31 triliun.
Jumlah tersebut merosot dibandingkan dengan aset dalam laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan Asabri per 31 Desember 2017 senilai Rp44,8 triliun.