Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ruang Pemangkasan Suku Bunga BI Masih Terbuka

Bank Indonesia (BI) mengkonfirmasi terbukanya ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) pada 2020 untuk mendorong ekspansi pertumbuhan kredit.
Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, 17 Januari 2019./ REUTERS-Willy Kurniawan
Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, 17 Januari 2019./ REUTERS-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengkonfirmasi terbukanya ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) pada 2020 untuk mendorong ekspansi pertumbuhan kredit.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ketersediaan ruang pemangkasan pada tahun ini bisa diambil kapanpun oleh bank sentral dengan mempertimbangkan pergerakan dinamika global dan domestik.

“Namun, kami akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik mana yang lebih cocok,” kata Perry, Kamis (23/1/2020).

Tidak hanya kebijakan suku bunga, Perry menegaskan BI dapat memanfaatkan kebijakan injeksi likuiditas, dan operasi moneter.

Saat ini, dia memastikan pandangan/ stance kebijakan BI akan selalu akomodatif dari sisi moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi keuangan syariah.

“Maka kalau soal ada ruang pemangkasan, ya ada. Apakah akan digunakan? nanti dulu."

Dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Perry menjamin amunisi bank sentral sepanjang tahun ini bisa berupa kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan selaras dengan sektor prioritas dari pemerintah. Misalnya, prioritas dalam mendorong hilirisasi manufaktur dan UMKM.

Perry menilai sejumlah stance kebijakan BI sepanjang 2020 ini juga akan terus mencermati kenaikan siklus ekonomi dan siklus keuangan.

Siklus Ekonomi

Terkait dengan siklus ekonomi, Perry menegaskan Indonesia sudah melewati titik terendah. Setelah itu, siklus ekonomi tentunya akan kembali merangkak naik dan diikuti pola dengan kenaikan siklus keuangan.

Menurut BI, siklus ekonomi Indonesia banyak dipengaruhi oleh harga komoditas dan pola pertumbuhan ekonomi dunia. Pasalnya, Indonesia merupakan negara pengekspor komoditas.

Sayangnya, prediksi kenaikan siklus ekonomi dan siklus keuangan akan diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan yang belum kuat karena ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tengah berjuang bangkit.

Dengan mempertimbangkan dinamika tersebut, Perry pun menyatakan pertumbuhan kredit perbankan 2019 hanya sebesar 6,08%. Sementara itu, BI memperkirakan pertumbuhan kredit 2020 bisa 10%-12%.

"Meski target ini belum optimal namun ini akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper