Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Kasus, Bank Muamalat Tunjuk Yusril Ihza Mahendra Jadi Pengacara

Bank Muamalat menunjuk pengacara Yusril Ihza Mahendra untuk membantu menyelesaikan sejumlah sengketa pembiayaan bermasalah dengan konglomerasi.
Yusril Ihza Mahendra/Bisnis-Aziz R
Yusril Ihza Mahendra/Bisnis-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. menunjuk pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra sebagai pengacara korporasi menyusul beberapa masalah yang membelit bank syariah pertama di Indonesia tersebut. 

Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji menyampaikan bahwa penunjukan pengacara Yusril lebih karena unsur kedekatan sebagai penggurus di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Di lembaga tersebut Yusril menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat. 

Bank Muamalat sendiri didirikan oleh sejumlah tokoh di ICMI pada era Orde Baru. Mantan Presiden ke-3 BJ Habibie adalah salah satu tokoh pendiri Bank Muamalat. "ICMI kan [Yusril Ihza Mahendra]. Jadi long relationship," kata Hayunaji kepada Bisnis, Rabu (5/2/2020) pagi.

Namun, Hayunaji tak menampik bahwa penunjukan Yusril lebih karena sejumlah kasus yang mendera perseroan. Menurutnya, kasus yang dihadapi Bank Muamalat seperti yang dihadapi bank-bank besar, yakni sengketa pembiayaan dengan para debitur.

Debitur tersebut, sambungnya, lebih ke kelas kakap. Akan tetapi, dia enggan menyebutkan debitur mana saja yang bermasalah tersebut. "[Kasus] mirip sama bank-bank besar. Lebih ke konglomerat sih,"  terangnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, debitur bermasalah Bank Muamalat seperti kelompok usaha Duniatex yang mengalami gagal bayar surat utang dan angsuran kredit. Bank Muamalat diketahui memberikan revolving line facility sebesar Rp125 miliar kepada Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), anak usaha Duniatex.

Selain itu, Bank Muamalat juga terlibat dalam penyaluran pembiayaan ke  perusahaan properti di Jawa Barat, PT Hastuka Sarana Karya (HSK). Pembiayaan tersebut dalam tahap sengketa dengan bank lain karena agunan dipakai untuk pengajuan kredit beberapa bank.

Bank Muamalat dirundung pembiayaan bermasalah sudah lama. Pada 2015 bank tersebut menutup buku dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) 7,11%. Pada tahun selanjutnya turun menjadi 3,83%. Namun per kuartal III/2019 kembali naik menjadi 5,64%.

Selain itu, permodalan membuat Bank Muamalat kesulitan melakukan ekspansi bisnis. Pada 2018, portofolio pembiayaan bank tergerus 18,7% yoy menjadi Rp33,56 triliun. Pada tahun lalu, per kuartal III/2019, pembiayaan tumbuh 2,4% yoy menjadi Rp35,98 triliun.

Hal itu memengaruhi kemampuan rentabilitas perusahaan. Per September 2019, laba bersih Bank Muamalat merosot berkali-kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau dari Rp111,8 miliar menjadi Rp7,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper