Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) meningkatkan intensitas penagihan guna menekan kredit macet atau rasio non-performing loan (NPL) net.
Corporate secretary Bank Sinarmas Yustinus Ivan Setiawan menyebutkan penyelesaian kredit bermasalah tahun ini akan lebih agresif. Perusahaan menargetkan dapat menurunkan rasio NPL net menjauh dari ambang batas maksimum otoritas jasa keuangan 5%.
"Kami akan melakukan berbagai upaya dan langkah-langkah sesuai dengan standar internal. Kami lakukan restrukturisasi dan lakukan penanganan lebih insentif terhadap kredit bermasalah," kata Ivan, Selasa (18/2/2020) malam.
Menurutnya penanganan dengan agresif kredit macet ini merupakan serangkaian strategi menyeluruh perusahaan. Sebelumnya Bank Sinarmas telah mengasuransikan portofolio kreditnya ke PT Asuransi Simas Insurtech dengan premi Rp1,5 triliun.
Dengan strategi ini Ivan mengharapkan rasio kredit macet bersih perusahaan berada pada tingkat 3 persen. Menjauh dari kondisi per akhir 2019 sebesar 4,33 persen.
Meski demikian, Ivan menyebutkan aksi penagihan agresif ini tidak akan sampai membuat perseroan mengerem pengucuran kredit.
"Kami cukup yakin permintaan kredit nasabah kami. Kami masih yakin bisnis intermediasi akan berjalan seperti biasa," katanya.
Sebagai informasi, Bank Sinarmas mengumumkan telah mengasuransikan portofolio kreditnya untuk memperbaiki kualitas aset.
Premi asuransi tersebut senilai Rp1,5 triliun dan bersifat material karena melebihi 20 persen dari ekuitas bank dengan kode emiten BSIM ini. Tercatat ekuitas Bank Sinarmas sebesar Rp5,66 triliun.