Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mantap Bidik Laba Naik 25 Persen Tahun Ini

Sepanjang 2019, Bank Mantap meraup laba bersih ssenilai Rp456,21 miliar.
Direktur Bisnis PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) Nurkholis Wahyudi (kedua kanan) bersama Komunitas Natural Cooking Club (NCC) mengolah bahan makanan, di kantor NCC Menteng , Jakarta, Senin (8/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Direktur Bisnis PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) Nurkholis Wahyudi (kedua kanan) bersama Komunitas Natural Cooking Club (NCC) mengolah bahan makanan, di kantor NCC Menteng , Jakarta, Senin (8/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) membidik peningkatan laba sebesar 25 persen pada tahun ini dengan fokus pada sektor pensiunan.

Sepanjang 2019, Bank Mantap mencatatkan peningkatan laba bersih 36,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy) menjadi Rp456,21 miliar.

Dikutip dari laporan keuangan yang dirilis di Bisnis Indonesia, Senin (24/2/2020), Bank Mantap membukukan pendapatan bunga dan pendapatan syariah senilai Rp2,77 triliun dan penghasilan nonbunga atau fee based income senilai Rp272,7 miliar.

Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengatakan peningkatan laba tersebut dapat dicapai meskipun terdapat sedikit tekanan pada disbursement kredit. Bank Mantap pun melakukan efisiensi serta evaluasi bisnis proses, sehingga dapat lebih efisien.

Dia mencontohkan saat ini pengembangan jaringan kantor Bank Mantap dilakukan melalui skema low cost network. Skema tersebut lebih efisien 60 persen dibandingkan jaringan konvensional biasa.

"Tahun ini kami mengembangkan lagi infrastruktur e-channel, sehingga diharapkan ke depan pelayanan yang diberikan oleh Bank Mantap dapat lebih efisien," katanya kepada Bisnis, Senin (24/2/2020).

Anak usaha Bank Mandiri dan Taspen tersebut, menyalurkan kredit senilai Rp20,31 triliun atau naik 30,86 persen yoy. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross meningkat 5 basis poin menjadi 0,68 persen dari 0,63 persen. Sementara itu, NPL net mengalami penurunan 8 basis poin menjadi 0,12 persen.

"[Target penyaluran kredit] Tahun ini sekitar Rp10,5 triliun," katanya.

Besaran rasio pinjaman yang disalurkan terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) meningkat tipis 102,28 persen dari tahun lalu 101,74 persen. Nilai net interest margin (NIM) turun tipis 6,04 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 6,91 persen.

Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga turun tipis menjadi 79,84 persen dari tahun lalu yang sebesar 80,00 persen. Return on asset (ROA) selama 2019 sebesar 2,62 persen atau turun 2 basis poin dari tahun lalu yang sebesar 2,64 persen.

Return on equity (ROE) juga turun tipis menjadi 19,30 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 20,46 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper