Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikenal Tahan Krisis, Kredit Usaha Wong Cilik Tetap Moncer

UMKM merupakan segmen yang dikenal tahan terhadap krisis karena memiliki karakteristik no barrier to entry.
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019)./ANTARA FOTO-Dedhez Anggara
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019)./ANTARA FOTO-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah perlambatan penyaluran kredit yang hampir terjadi pada seluruh segmen, kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru mencatatkan akselerasi pertumbuhan.

Bank Indonesia mencatat pada Januari 2020 kredit ke UMKM meningkat dari 7,7 persen pada Desember 2019 secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 8,2 persen yoy pada Januari 2020.

Sumber utama peningkatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber utamanya dari kredit skala usaha mikro, yang tumbuh 13,5 persen yoy pada Januari 2020, dibandingkan dengan Desember 2019 yang tumbuh 13,1 persen (yoy).

Sementara kredit skala usaha kecil dan menengah turut menyumbang pertumbuhan, yang masing-masingnya meningkat 11,2 persen yoy dan 3,3 persen yoy pada Januari 2020, dari 10,5 persen yoy dan 2,8 persen yoy pada Desember 2019.

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan terjadi pada kredit UMKM jenis penggunaan modal kerja, yakni naik dari 4,2 persen yoy menjadi 6,7 persen yoy per Januari 2020. Jenis penggunaan investasi melambat dari 18,3 persen yoy menjadi 12,3 persen yoy per Januari 2020.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan segmen UMKM memiliki karakteristik tersendiri yang membuat kredit segmen ini terus melaju di tengah tren perlambatanan.

Menurut Piter, UMKM merupakan segmen yang dikenal tahan terhadap krisis. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik UMKM yang no barrier to entry, meskipun memiliki risiko gagal yang tinggi.

"Walaupun banyak UMKM yang gagal dan bangkrut tetapi bisa ditutup oleh banyaknya UMKM baru. Jadi di UMKM itu terjadi mati satu tumbuh seribu. Kondisi ini menyebabkan demand kredit UMKM terus besar walaupun kondisi ekonomi sedang melambat," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/3/2020).

Apalagi menurutnya, sektor yang digeluti UMKM yang tahan krisis umumnya merupakan produksi barang-barang yang selalu dibutuhkan masyarakat, misalnya kuliner, kebutuhan pokok, atau produksi barang-lainnya seperti pakaian.

Di samping itu, di tengah perlambatan permintaan kredit korporasi akibat perlambatan ekonomi, banyak bank yang beralih ke kredit segmen UMKM. Alhasil, suplai kredit UMKM menjadi tetap terjaga, bahkan meningkat.

"Demand yang terjaga dan supply yang meningkat membuat penyaluran kredit UMKM tetap melaju ditengah perlambatan pertumbuhan kredit," jelas Piter.

Dia menambahkan, di situasi menyebarnya wabah virus corona yang menjadi kekhawatiran pasar, tidak banyak mempengaruhi bisnis yang digeluti UMKM.

Sehingga, segmen UMKM dinilai baru akan terdampak perlambatan ketika wabah corona terus meningkat dan pemerintah diharuskan melakukan isolasi perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper