Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Konsumer Jadi Penopang Kredit Awal Tahun

Analisis Uang Beredar Bank Indonesia mencatat pada Januari 2020 penyaluran kredit perbankan mengalami perlambatan, yaitu tumbuh 5,7 persen yoy, sementara pada Desember 2019 tumbuh 5,9 persen yoy.
KPR/uangteman.com
KPR/uangteman.com

Bisnis.com, JAKARTA - Segmen konsumer menjadi kontributor penopang pertumbuhan kredit bank secara keseluruhan pada awal 2020.

Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar Januari 2020, mencatatkan penyaluran kredit perbankan mengalami perlambatan, yaitu sebesar Rp5.514,4 triliun atau tumbuh 5,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan Desember 2019 yang tumbuh 5,9 persen yoy.

Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan terutama terjadi kredit investasi yang yang melambat dari 12,8 persen yoy pada Desember 2019 menjadi 10,1 persen pada Januari 2020.

Sementara pada periode yang sama, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 6,2 persen yoy, lebih tinggi dari Desember 2019 yang tercatat tumbuh 5,9 persen persen yoy. Pendorong utama berasal dari pertumbuhan kredit kendaraan bermotor dan kredit tanpa agunan yang masing-masingnya tumbuh 0,6 persen yoy dan 49,9 persen yoy.

Wakil Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan penyaluran kredit perseroan pada Januari 2020 masih terjaga dengan baik, di mana pertumbuhan tercatat lebih tinggi sedikit dari capaian industri secara total.

"Sampai Januari 2020, kredit BNI masih on track. Kredit investasi, modal kerja, dan konsumer tumbuh dengan baik, utamanya kredit konsumer," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Anggoro menjelaskan, dari sisi kredit produktif, secara sektoral ditopang oleh kredit ke manufaktur, perdagangan, perkebunan, konstruksi, dan infrastruktur dasar.

Sebelumnya, Anggoro mengatakan perseroan bersikap konservatif. Kredit pada tahun ini dipatok tumbuh di kisaran 10 persen  hingga 12 persen, lebih rendah dari ekpektasi sebelumnya. Hal ini tentunya mempertimbangkan perlambatan ekonomi akibat kondisi global yang tidak pasti, ditambah dengan penyebaran virus corona yang semakin meluas.

Alhasil, perseroan pun lebih bersikap hati-hati dalam menyalurkan kredit, terutama pada sektor-sektor yang terdampak langsung, misalnya manufaktur, farmasi dan kesehatan, serta pariwisata, termasuk penerbangan dan perhotelan.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) Nia Kania mengatakan pada tahun ini, perseroan akan tetap fokus menyalurkan kredit ke captive market, yaitu segmen konsumer.

Pada tahun lalu pun, segmen konsumer menyumbang pertumbuhan yang tinggi, yaitu sebesar 9,4 persen yoy, sehingga kredit bank tercatat tumbuh 8,33 persen yoy menjadi Rp81,9 triliun pada 2019.

Nia menuturkan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sesuai rencana bisnis bank (RBB) sebesar 10 persen. Perseroan juga akan mencoba memacu penyaluran kredit di segmen korporasi dan komersial sesuai dengan arahan pemegang saham. Meski demikian, kredit konsumer tetap menjadi andalan.

"Ada keinginan yang cukup menantang, sesuai dengan arahan pemegang saham jangan hanya tumbuh di sektor non-produktif, akan ditekankan ke pembiayaan produktirf juga. Tetapi, captive market tetap di konsumer karena yang membuat net interest margin [NIM] bisa mencapai 5,7 persen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper