Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Ini Tanggapan Bank Indonesia

Kebijakan Federal Reserve AS yang memangkas suku bunga hingga 50 bps membuat pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak tertekan secara berlebihan.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melihat langkah the Fed memangkas suku bunga 50 bps sebelum jadwal FOMC pada 18 Maret 2020 telah memberikan kelegaan bagi pasar keuangan pasar berkembang termasuk Indonesia.

Kepala Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengungkapkan kebijakan ini membuat pasar negara berkembang tidak tertekan secara berlebihan.

"Penuruan suku bunga di negara maju terutama oleh ECB dan BOK diperkirakan akan disertai dengan peningkatan injeksi likuditas sehingga likuditas global akan semakin berlimpah, yang tidak mungkin seluruhnya ditempatkan di instrumen keuangan negara maju," ujar Nanang, Rabu (4/3/2020).

Bahkan, spread antara yield US Treasury tenor 10 tahun (1,0 persen) dan yield SBN 10 tahun (6,57 persen) kian melebar menjadi 557 basis poin (bps).

Nanang menegaskan mekanisme pasar valas semakin membaik di tengah sentimen virus corona yang masih menyelimuti global.

dia mengungkapkan bank sentral hanya melakukan intervensi di pasar valas pagi ini, untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah.

"Siang ini, mekanisme pasar valas semakin membaik, bid dan offer yang terjadi di pasar [berjalan] secara seimbang," kata Nanang kepada Bisnis.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan pemangkasan akan berdampak positif terhadap rupiah. Pasalnya, pemangkasan yang dilakukan Federal Reserve cukup besar hingga 50 bps ke kisaran 1 persen -1,25 persen untuk menangkal efek virus corona yang meluas.

Selain itu, tindakan cepat the Fed ini akan merangsang bank-bank sentral lainnya untuk menyesuaikan diri supaya kepercayaan publik dan pasar di masing-masing negara tetap bisa dijaga.

"Untuk BI, karena pada 20 Feb lalu sudah terlebih dulu memangkas suku bunga sebesar 25 bps ke 4,75 persen, maka ruang BI untuk turunkan BI rate lagi 25 bps ke 4,50 persen masih terbuka," ujar Ryan.

Dia memperkirakan RDG BI pada bulan Maret atau April akan mengakomodir hal tersebut.

"Yang penting kesannya jangan ikut-ikutan. Justru the Fed yang mengikuti langkah BI yang duluan turunkan bunga acuan," kata Ryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper