Bisnis.com, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) menyatakan besaran kredit macet atau non-performing financing tahun ini diperkirakan bakal meningkat, salah satunya didorong dampak penyebaran virus corona di Indonesia.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan pembiayaan macet bakal meningkat di tengah kondisi pandemik corona.
"Kemungkinan akan sulit mengejar target bisnis tahun ini, malah NPF akan meningkat karena dua hal, pertama dari eksisting debitur yang terdampak corona, dan kedua debitur baru ini kami harus lebih selektif lagi guna mengelola debitur eksisting," ujarnya dalam telekonferen, Selasa (31/3/2020).
Pihaknya mencatat data pembiayaan macet terakhir adalah periode Februari lalu sebesar 1,6 persen, sedangkan untuk periode Maret masih belum selesai dihitung.
Dengan memerhatikan kondisi saat ini, perseroan akan mengambil kebijakan sesuai perkembangan perekonomian, seperti mengubah target bisnis, dan target pendanaan yang sebelumnya sudah ditetapkan pada awal tahun.
Adapun, Adira Finance telah melaporkan penggunaan dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V 2019 senilai Rp2 triliun, lalu Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap VI 2019 sebesar Rp1,19 triliun, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap IV 2019 senilai Rp96 miliar.
Baca Juga
Setelah biaya penerbitan, dana hasil dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk mendanai pembiayaan baru.