Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume PUAB Turun Sepanjang April 2020, Bagaimana Likuiditas Bank?

Pasar Uang Antar Bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing mengalami penurunan volume sepanjang April 2020. Apakah likuiditas bank masih aman?
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Uang Antar Bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing mengalami penurunan volume sepanjang April 2020. Apakah likuiditas bank masih aman?

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, volume pasar uang antar bank (PUAB) denominasi rupiah pada April 2020 mengalami penurunan menjadi Rp9,1 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dari pada posisi bulan sebelumnya yang sebesar Rp12,6 triliun. 

Begitu juga dengan PUAB valuta asing (valas) yang rata-rata volumenya sebesar US$306,698 menjadi US$204,233 pada April 2020. Meskipun demikian, OJK menilai kondisi PUAB Rupiah dan Valas tersebut masih terhitung terjaga.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Perbanas Institute Piter Abdullah mengatakan penurunan volume PUAB mengindikasikan bank-bank cenderung melindungi kondisi masing-masing.

Kondisi ini pun tidak dapat dijadikan patokan atas likuiditas perbankan secara keseluruhan karena pasar PUAB diikuti oleh bank yang jumlah pesertanya sangat terbatas dan juga tersegmentasi.

"Penurunan volume PUAB tidak bisa dijadikan indikasi bahwa kondisi likuiditas yang masih aman, justru bisa sebaliknya," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, untuk melihat kondisi likuiditas individual bank, dapat mengacu pada pengajuan permintaan fasilitas likuiditas ke Bank Indonesia. Fasilitas lending Bank Indonesia bisa menjadi ukuran dalam memastikan apakah likuiditas bank dalam keadaan yang aman.

Hanya saja, umumnya, bank tidak akan mau meminjam likuiditas ke Bank Indonesia. Pasalnya, meminjam likuiditas di Bank Indonesia memiliki stigma buruk di industri perbankan. "Ada stigma buruk kalau sampai bank pinjam ke Bank Indonesia, yang pinjam di Bank Indonesia adalah mereka yang kesulitan likuiditas," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper