Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harry H. Diah Pendiri PT Avrist Assurance Berpulang, Tokoh Inspiratif Keuangan OJK

Para pelaku di industri asuransi mengenang Harry H. Diah sebagai sosok yang mumpuni dan rajin bersurat. Mendapat penghargaan dari OJK sebagai sosok penebar inspirasi.
Mendiang Harry Harmain Diah mendapat penghargaan untuk kategori Tokoh Inspiratif Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Bapak Harry H. Diah mendapat penghargaan atas kontribusinya dalam mendukung pengembangan industri keuangan di bidang asuransi./Dok. Avris
Mendiang Harry Harmain Diah mendapat penghargaan untuk kategori Tokoh Inspiratif Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Bapak Harry H. Diah mendapat penghargaan atas kontribusinya dalam mendukung pengembangan industri keuangan di bidang asuransi./Dok. Avris

Bisnis.com, JAKARTA — Tokoh senior industri asuransi Harry Harmain Diah wafat pada Kamis (7/5/2020) pada pukul 06.24 WIB.

Tokoh senior asuransi tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Omni Alam Sutra, Tangerang Selatan, Banten. Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, jenazah disemayamkan di rumah duka beralamat di Jalan Subang Nomor 4, Menteng, Jakarta Pusat.

Harry merupakan pendiri PT Avrist Assurance, salah satu perusahaan asuransi terkemuka saat ini. Saat didirikan pada 1975, perusahaan tersebut mulanya bernama PT Asuransi Jiwa Ikrar Abadi (AJIA).

Pada 1984, perseroan menjalankan usaha patungan dengan American International Assurance dan namanya berubah menjadi Asuransi AIA Indonesia. Harry menjadi salah satu tokoh dari lahirnya perusahaan patungan pertama di Indonesia.

Setelah itu, pada 2009 American International Assurance menjual saham Asuransi AIA Indonesia kepada Harry. Transaksi tersebut membuat nama perusahaan yang dinakhodai Harry berubah menjadi Avrist Assurance.

Berdasarkan informasi di situs resmi Avrist, pada 2017, Harry mendapatkan penghargaan “Tokoh Inspiratif Keuangan” dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penghargaan tersebut diperoleh atas kontribusinya dalam mendukung pengembangan industri keuangan di bidang asuransi.

Kornelius Simanjuntak, Ketua Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) menyebutkan mendiang Harry H. Diah telah berkiprah semenjak muda dalam asuransi nasional.

“Beliau mempunyai pandangan supaya industri asuransi nasional maju maka harus diberikan kebebasan dan tidak banyak regulasi yang mengatur, terutama kebebasan pasar. Pengaturan tarif premi haruslah dibebaskan dan diserahkan pada pelaku usaha. Beliau sangat kekeh dan mantap dengan pandangannya mengenai pengaturan tarif premi,” kenang Kornelius.

Ia juga menyebutkan saat DAI memperjuangkan diadakan perubahan terhadap UU Kepailitan dengan tujuan perusahaan asuransi dan reasuransi dilindungi dari klaim semena-mena, mendiang Harry memberikan dukungan yang sangat besar.

“Perhatian mendiang terhadap pendidikan dan kompetensi dalam perasuransian juga besar. Seperti halnya tokoh senior lain,” katanya.

Kornelius menyebutkan, dirinya dan semua insan industri asuransi nasional kembali berduka, kehilangan putra terbaiknya.

“Selamat jalan bapak-bapak tokoh asuransi nasional,” ulasnya.

Pendiri Komunitas Penulis Asuransi (Kupasi), Irvan Rahardjo menyebutkan  memiliki persinggungan dengan mendiang yang merupakan pemilik perusahaan broker asuransi terkemuka di Indonesia, PT. Insurance Broking Service (IBS). Irvan bekerja di perusahaan itu sepanjang 1983 -1992.

Irvan menyebutkan pada 2012 dirinya bersama Arman Juffry meminta dukungan mendiang untuk mendirikan Kupassi bersama 12  rekan lainnya.

“Terkait dunia tulis menulis, beliau mengungkapkan kebiasaannya bersurat kepada pejabat-pejabat tinggi negara tentang banyak hal terkait perasuransian. Dari soal pajak, kepesertaan asuransi, permodalan, tarif, premi keluar dan banyak hal lain. Surat-surat tersebut diperlihatkannya dan tersimpan rapi oleh sekretaris,” ulang Irvan dalam kenangannya.

Irvan menyebutkan saat peluncuran Kupasi dan dirinya memberikan sambutan, Irvan mengulang pesan  mendiang Harry yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut.

“Pengakuan  Pak Harry ketika itu, ketika saya tanya rahasia beliau kenapa nampak sangat energik dan segar di usia senjanya. Beliau mengatakan tidak pernah pegang handphone. Satu jawaban sederhana dan hampir tidak bisa diterima akal sehat dijaman now dengan konektivitas digital yang demikian massive,” kenang Irvan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper