Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Dorong Perbankan Asia Percepat Transformasi Digital 

Perkembangan ini dinilai mempercepat transformasi untuk memperkuat loyalitas nasabah dan mengurangi biaya.
Kantor pusat HSBC./hsbc.com
Kantor pusat HSBC./hsbc.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan di pusat keuangan Asia seperti HSBC Holdings Plc dan Citigroup Inc. menemukan fenomena bahwa pandemi virus Corona telah mendorong lonjakan permintaan layanan digital.  

Perbankan di Asia banyak meluncurkan video layanan dan fitur mobile baru untuk klien ritel maupun korporasi. Konsultan dan bankir mengatakan perkembangan itu mempercepat transformasi untuk memperkuat loyalitas pelanggan atau nasabah dan mengurangi biaya.

Selain itu, percepatan tersebut juga bertujuan melawan gempuran perbankan digital yang mulai merebut pangsa pasar. 

"Sebagian besar bank menggunakan ini sebagai kesempatan untuk mempertajam strategi mereka," kata Fergus Gordon, Kepala Pertumbuhan Pasar sektor Perbankan di Accenture, dilansir Bloomberg, Minggu (17/5/2020). 

Bagi HSBC, yang sepertiga pendapatannya berasal dari Hong Kong, taruhan persaingannya cukup tinggi. Di Hong Kong telah beroperasi delapan bank digital dengan pendukung kuat seperti Alibaba Group Holding Ltd.

Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan pada 2018, sejumlah startup tersebut dapat memperoleh sebanyak US$15 miliar atau 30 persen dari pendapatan perbankan di Hong Kong.  

Di HSBC, pangsa transaksi ritel di Hong Kong yang dilakukan secara digital mencapai 94 persen pada Maret 2020. Pelanggan aktif di aplikasi selulernya melonjak hampir 40 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 1,12 juta.

Transaksi digital wealth management Citigroup, termasuk saham dan valuta asing, naik 37 persen dalam dua bulan pertama tahun ini di Hong Kong. 

Secara keseluruhan di Asia, pialang digital dan transaksi reksadana melonjak lebih dari 70 persen pada Maret dari Januari.

"Kami mengantisipasi bahwa Covid-19 akan mengarah pada percepatan dalam adopsi pelanggan saluran digital, yang akan berlanjut," kata Head of Wealth and Personal Banking HSBC for Asia Pacific Greg Hingston.

Citigroup selama krisis menambahkan fitur ke aplikasi selulernya, seperti fungsi bantuan dan sedang berupaya mengaktifkan pengiriman pesan dua arah.

"Pandangan kami adalah pelanggan akan terus merangkul digital begitu pandemi ada di belakang kami setelah mengalami secara langsung kenyamanan tambahan dan kemungkinan yang ditawarkannya," kata Head of Asia Pacific and EMEA Consumer Banking Gonzalo Luchetti.

Bank of China (Hong Kong) Ltd., yang memiliki jaringan cabang terbesar di Hong Kong, telah mempercepat peluncuran layanan digital. 

Tiga pemberi pinjaman terbesar di Singapura, dipimpin oleh DBS Group Holdings Ltd., melaporkan peningkatan besar. Lebih dari 24.000 akun perdagangan ekuitas online dibuka di DBS sejak Singapura memperketat lockdown pada 7 April 2020.

Perusahaan melihat lebih dari 35.000 pekerja migran, yang menderita akibat pandemi, membuka rekening bank dalam waktu kurang dari dua minggu. Sementara itu, Oversea-Chinese Banking Corp dan United Overseas Bank Ltd. melaporkan tren digital yang serupa.

Keuntungan untuk bottom-line bisa signifikan dan dapat menutup miliaran kehilangan pinjaman yang disediakan oleh bank.

Pelanggan digital DBS merupakan 52 persen dari basis ritel dan bisnis kecil di Singapura dan Hong Kong tahun lalu, naik hampir seperempat sejak 2017. Klien tersebut memiliki rasio biaya terhadap pendapatan 33 persen, dibandingkan dengan 53 persen untuk pelanggan tradisional. 

Pada saat yang sama, perbankan digital dibatasi geraknya di Singapura. Pihak berwenang telah mendorong kembali rencana untuk mengeluarkan lisensi pada paruh kedua tahun ini mulai Juni, dengan alasan pembatasan virus.

Sementara di Hong Kong, perbankan digital menawarkan berbagai siasat untuk menarik nasabah. ZA Bank Ltd., misalnya, menarik minat dari sekitar 24.000 orang dalam suatu program yang dimulai pada Januari dengan menawarkan tingkat setoran 6,8 persen untuk klien tertentu.

WeLab Ltd., yang didukung oleh Alibaba, berupaya memikat pelanggan sebelum peluncuran banknya dengan menawarkan pinjaman tanpa bunga untuk membayar di muka selebaran senilai 10.000 dolar Hong Kong yang dijanjikan kepada setiap penduduk sebagai bagian dari langkah-langkah bantuan virus.

Seperti Singapura, Hong Kong telah mengejar ketinggalan dengan pasar utama lainnya di Asia dalam adopsi teknologi keuangan. Sekitar 67 persen orang yang aktif secara digital di kedua hub Asia melakukan layanan keuangan online tahun lalu, jauh di bawah jangkauan 87 persen yang terlihat di China dan India. 

Namun, potensi keuntungan terbesar bisa dilihat di bagian lain dunia yang juga tengah dikarantina. Di AS, penggunaan perbankan digital hanya 46 persen, sedangkan di Eropa nilainya bervariasi dari 82 persen di Rusia hingga 35 persen di Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper