Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona tahun ini membuat keresahan baik dari sisi kesehatan maupun pendapatan rumah tangga, termasuk bagi para kawula muda.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala Nugraha Mansury mengatakan di saat pemasukan berkurang, kaum milenial harus mampu menahan banyak pengeluaran sekundernya.
Jika dimungkinkan beberapa pengeluaran primer memang harus dikelola sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan keuangan.
Pahala melanjutkan, kaum milenial pun juga mulai harus mengatur gaya hidup yang saat ini mayoritas hanya mengedepankan kehidupan jangka pendek dan menunda kepmilikan rumah.
"Pandemi ini sudah mengajarkan kita betapa pentingnya punya rumah sendiri. Rumah tidak hanya tempat tidur, tetapi juga tempat kita bekerja. Prinsip you only live once itu harus disesuaikan," ujarnya dalam Webinar Bisnis Indonesia Bersama BTN, Kamis (11/6/2020).
Jika memiliki utang di bank, Pahala berpendapat pengelolaan pendapatan dan pengeluaran primer serta sekunder jauh lebih penting dibandingkan dengan restrukturisasi kredit. Menurutnya, apabila bisa melewati masa pandemi tanpa restrukturisasi, bank akan menaruh kepercayaan lebih ke debitur.
Baca Juga
"Kredit itu merupakan urusan kepercayaan. Memang restrukturisasi sangat diperbolehkan, tetapi harusnya tidak menjadi pilihan utama. Bahkan jika mampu melewati badai pandemi tanpa restrukturisasi, milenial justru akan mendapat lebih banyak kepercayaan yang berdampak lebih baik ke depannya," jelas Pahala.
Sementara itu, untuk segala bentuk cicilan, khususnya kredit pemilikan rumah harus menjadi prioritas utama.
"Karena rumah itu adalah aset kita sendiri. Di samping itu, bank justru makin percaya dengan debitur dan mungkin menawarkan kredit lainnya jika pandemi ini berhasil dilewati tanpa restrukturisasi," katanya.