Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakpastian Ekonomi, Dana Pensiun Perlu Investasi di Pendapatan Tetap

Industri dana pensiun sebagai bisnis jangka panjang dinilai perlu mengurangi investasi di pasar modal untuk sementara waktu.
Dana pensiun/Istimewa
Dana pensiun/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri dana pensiun dinilai perlu menempatkan investasi di instrumen pendapatan tetap hingga 2021, seiring kondisi perekonomian yang belum pasti akibat hantaman pandemi virus corona.

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Hotbonar Sinaga menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak situasional atau temporer terhadap perekonomian. Meskipun begitu, belum dapat diperkirakan kapan dampak itu akan berangsur pulih.

Dia menilai bahwa salah satu dampak paling signifikan bagi perekonomian adalah goyahnya kinerja bursa, tercermin dari merosotnya indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh karena itu, menurutnya, industri dana pensiun sebagai bisnis jangka panjang perlu mengurangi investasi di pasar modal untuk sementara waktu.

"Saat ini yang paling pas, dana pensiun investasi di instrumen pendapatan tetap seperti obligasi, surat berharga negara [SBN], sukuk, dan lain-lain, sedangkan di deposito juga bersifat sementara, untuk kebutuhan cash flow," ujar Hotbonar kepada Bisnis, Minggu (21/6/2020).

Dia menilai bahwa strategi tersebut perlu dijalankan setidaknya hingga kuartal kedua 2021 atau selama pandemi Covid-19 masih menghambat kinerja perekonomian Indonesia. Kondisi tersebut menurutnya akan berubah setelah ditemukannya vaksin virus corona dan kondisi kembali normal.

Selain itu, menurut Hotbonar, industri dana pensiun pun perlu gencar melakukan promosi agar tingkat kepesertaan terus meningkat. Dia menilai bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) saat ini perlu menjadi pelajaran akan pentingnya dana pensiun.

Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total investasi industri dana pensiun pada April 2020 tercatat senilai Rp272,4 triliun. Jumlah tersebut menurun 3,6 persen (year-to-date) dibandingkan dengan Desember 2019 senilai Rp282,6 triliun, meskipun secara tahunan tercatat naik 1,59 persen (year-on-year/yoy) dari April 2019 senilai Rp268,18 triliun.

Total investasi dana pensiun di instrumen saham senilai Rp21,3 triliun pada April 2020 tercatat turun hingga 30,2 persen (ytd) dari Rp30,5 triliun pada Desember 2019. Penurunan Rp9,2 triliun tersebut hampir setara dengan total penurunan investasi industri dana pensiun per April 2020, yakni Rp10,17 triliun.

Total investasi industri dapen di instrumen reksadana pada April 2020 tercatat senilai Rp13,8 triliun, turun 8,9 persen (ytd) dari posisi Desember 2019 senilai Rp15,16 triliun. Investasi SBN pada April 2020 senilai Rp65,8 triliunpun tercatat menurun 2,3 persen (ytd) dibandingkan dengan Desember 2019 senilai Rp67,4 triliun.

Adapun, deposito tercatat sebagai salah satu instrumen investasi yang mengalami pertumbuhan nilai. Pada April 2020, total investasi dapen di instrumen tersebut tercatat senilai Rp83,5 triliun atau tumbuh 3,4 persen (ytd) dari Desember 2019 senilai Rp80,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper