Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Pembiayaan Lesu, CIMB Niaga Syariah Proyeksi Laba Stagnan

Pada kuartal I/2020, laba sebelum pajak UUS CIMB Niaga tumbuh 33 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi Rp320 miliar.
CIMB Niaga Syariah
CIMB Niaga Syariah

Bisnis.com, JAKARTA - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. memproyeksi perolehan laba pada kuartal II/2020 akan cenderung stagnan seiring dengan permintaan pembiayaan yang menurun.

Pada kuartal I/2020, laba sebelum pajak UUS CIMB Niaga tumbuh 33 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi Rp320 miliar. Pada periode sama, aset juga tumbuh 20 persen YoY menjadi Rp42,3 triliun dan pembiayaan tumbuh 23 persen YoY menjadi Rp34,5 triliun, dan penghimpunan dana naik 14 persen YoY menjadi Rp30,3 triliun.

UUS CIMB Niaga berupaya menekan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing dari posisi 1,15 persen per Maret 2019 menjadi 1,07 persen per Maret 2020.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan pada kuartal II/2020, pihaknya akan lebih berfokus pada restrukturisasi. Lantaran demikian, UUS CIMB Niaga pun hanya berupaya untuk menjaga posisi agar tidak terjadi penurunan kinerja pada kuartal II/2020.

"Hanya mantain posisi saja, nasabah pun demand permintaannya praktis tidak ada. Jadi, kami tidak melihat ada pergerakan di kuartal II/2020," katanya kepada Bisnis, Jumat (26/6/2020).

Pandji masih enggan membeberkan realisasi kinerja terakhir pada Mei 2020. Namun, dia memastikan, kinerja laba pada kuartal II/2020 akan cenderung stagnan. Selepas restrukturisasi kredit rampung dilakukan pada kuartal II/2020, UUS CIMB Niaga pun optimistis pihaknya akan bisa bertumbuh lagi.

"Iya tetep tumbuh. Nanti kalau lampiran keuangan Juni sudah keluar, kelihatan kok kalau kami tetep tumbuh, cuma ya belum bisa di-share ya datanya," katanya.

Menurutnya, dari case CIMB Niaga, perbankan syariah akan cenderung dapat bertahan di tengah pandemi daripada perbankan umum. Meskipun demikian, perlu dicatat secara general, perbankan syariah maupun perbankan umum konvensional sama-sama mendapatkan paket stimulus dari OJK sehingga ketahanannya cenderung akan sama.

"Kalau lihat dari case CIMB Niaga sih iya [perbankan syariah lebih bisa bertahan], cuma secara general memang mesti melihat dulu setidaknya data semester 1," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper