Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BTN: KPR Menggeliat, Tapi Masih Perlu Upaya Signfikan Gairahkan Konsumen

Direktur Utama BANK BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan permintaan rumah bersubdisi sudah mulai mengalami kenaikan pada Juni 2020 bila dibandingkan dengan periode sebelumnya hingga 75%.
Pengunjung mencari informasi di stan Bank BTN pada pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung mencari informasi di stan Bank BTN pada pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan kredit pemilikan rumah mulai bangkit seiring dengan adanya pembukaan aktivitas ekonomi. Namun, masih diperlukan upaya yang lebih signifikan untuk semakin menggairahkan sektor ini.

Direktur Utama BANK BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan permintaan rumah bersubdisi sudah mulai mengalami kenaikan pada Juni 2020 bila dibandingkan dengan periode sebelumnya hingga 75%. Peningkatan juga terjadi pada rumah non-subdisi yang naik kurang lebih 30% pada Juni 2020 dibandingkan periode sebelumnya.

Menurutnya, adanya peningkatan permintaan tersebut menjadi mementum positif bagi sektor perumahan. Apalagi, sektor perumahan merupakan kebutuhan dasar yang sangat berpengaruh dengan aktvitas perekonomian.

“Dengan kegiatan aktivitas ekonom mulai dibuka, kita berharap kegiatan hari ini bisa menambah kegairahan masyarakat untuk bisa melakukan pembelian rumah,” katanya dalam Acara Pameran Indonesia Property Virtual Expo 2020 - Bank BTN, Sabtu (22/8/2020).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pelayanan sektor perumahan harus dipercepat sehingga sektor properti bisa semakin bergairah. Pelayanan yang cepat menjadi salah satu upaya melindungi konsumen, selain dengan memberikan relaksasi regulasi.

“Saya sangat gembira Dirut BTN tadi sampaikan sejak pelayanan sudah semakin baik, berarti kita sudah ubah channel dari rumit ke sederhana dan cepat,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian BUMN Susantyo mengatakan Indonesia dihadapkan dengan tentangan pertumbuhan sektor perumahan yang terkontraksi. Selain itu, pertumbuhan harga properti yang melambat dan daya beli masyarakat yang menurun, kian dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19.

“Kita harapkan pertumbuhan ekonomi akan positif dan akan terus kita pacu dari program PEN [Pemulihan Ekonomi Nasional] dengam meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha sektor riil,” sebutnya.

Menurutnya, harga rumah melambung tinggi dan sulit terjangkau untuk milineial dan kelas tertentu yang justru menjadi pasar bagi industri properti. Semakin mahalnya harga tanah membuat pola pilir masyarakat cenderung memilih landed house daripada vertical house.

Susantyo menilai tempat tinggal berkualitas dan terintegarasi fasilitas umum akan mengakselerasi penjualan perumahan.

“Daya tarik dari vertical house ini masih harus terus disosialisasikan pada masyarakat kita ini menjadi bagian pekerjaan rumah bagi kita semua. Sinergi dan kerja sama berbagai pihak dalam menyelesaikan tantangan properti perlu ditingkatkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper