Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Ngegas', BRI Syariah Kejar Laba Hingga Rp200 Miliar Sampai Akhir 2020

Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi mengatakan laba pada semester I/2020 sudah tumbuh lebih dari 200 persen secara year on year. Sampai dengan akhir tahun ini, kinerja laba perseroan diperkirakan akan tumbuh di kisaran 150 persen - 170 persen.
Karyawan menunjukan uang rupiah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan uang rupiah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BRI Syariah Tbk. optimis perolehan laba bersih dapat mencapai sekitar Rp185 miliar - Rp199 miliar sampai dengan akhir 2020. Pada paruh pertama tahun ini, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. itu membukukan laba bersih sebesar Rp117,2 miliar.

Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi mengatakan laba pada semester I/2020 sudah tumbuh lebih dari 200 persen secara year on year. Sampai dengan akhir tahun ini, kinerja laba perseroan diperkirakan akan tumbuh di kisaran 150 persen - 170 persen secara tahunan.

Jika mengacu pada realisasi laba bersih 2019 yang berjumlah sebesar Rp74,02 miliar dan target pertumbuhan perseroan, maka laba bersih sampai dengan akhir tahun diperkirakan dapat mencapai Rp185,05 miliar - Rp199,85 miliar.

"Laba sudah tumbuh di atas 200% di semester I. Kalau dilihat persentasenya, (target pertumbuhan laba) tidak akan setinggi sekarang, tetapi jika dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan 150%-170% akan bisa dicapai," katanya dalam paparan kinerja secara virtual, Senin (24/8/2020).

Dari fungsi intermediasi, pembiayaan perseroan dapat tumbuh 30%. Selain mendapatkan berkah dari implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh, BRI Syariah tetap menggarap pasar di luar Aceh agar tetap tumbuh. Selain itu, porsi dana murah terhadap total dana pihak ketiga (CASA Ratio) yang mencapai 54,34 persen per 30 Juni 2020, akan dipertahankan hingga akhir tahun.

Begitu pula, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross sebesar 3,99 persen pada semester I/2020, akan dijaga agak tidak bertambah lagi pada paruh kedua tahun ini. Emiten berkode saham BRIS ini akan berupaya menjaga rasio NPF di kisaran 3,5%-4%.

Direktur Bisnis Rite BRI Syariah Fidri Arnaldy menyampaikan kinerja pembiayaan semakin membaik, terutama di segmen ritel, didorong oleh pemanfaatan digitalisasi proses pembiayaan melalui aplikasi i-Kurma.

Di segmen ritel, pembiayaan pada posisi Juni 2018 hanya mencapai Rp1,08 triliun, posisi Juni 2019 sebesar Rp626 miliar. Sementara itu, pada posisi Juni 2020, pembiayaan di segmen ini dapat tembus di angka Rp10,1 triliun di tengah pandemi Covid-19. 

Lebih lanjut, jumlah debitur meningkat dari posisi Desember 2018 sebesar 140.637 debitur menjadi 323.000 ribu debitur pada posisi Juni 2020. "Padahal kondisinya di tengah pandemi. Ini karena dampak dari produk i-Kurma yang mempercepat proses pembiayaan dan memitigasi risiko sehingga NPF terjaga," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper