Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alumni Bank Mandiri di Himbara, Mulai dari Dirut Hingga Risk Management

Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan kondisi tersebut menunjukkan perseroan memiliki tata kelola prudential banking yang begitu melekat. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki sumber daya manusia yang sistematis.
Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya./ Dokumen Bank Mandiri
Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya./ Dokumen Bank Mandiri

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) mengklaim sumber daya manusia perseroan tidak hanya mengisi posisi direktur utama saja di himpunan bank milik negara (Himbara) tetapi juga di bagian manajemen risiko perbankan atau sebagai direktur risk management.

Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan kondisi tersebut menunjukkan perseroan memiliki tata kelola prudential banking yang begitu melekat. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki sumber daya manusia yang sistematis.

Menurutnya, ada empat sarana belajar yang dimiliki Bank Mandiri selain program yang sistematis dan formal. Pertama, bank mandiri tidak berhenti melakukam reformasi berbagai bidang, baik bisnis, operasional, dan pengelolaan SDM sejak merger dilakukan.

Kedua, Bank Mandiri juga memiliki strong performance management dan ketiga strong leadership culture. Terakhir, Bank Mandiri memiliki penerapan good corporate governance (GCG) yang kuat.

"Ini terjadi sebagai hasil pembelajaran dari awal masa merger berkaitan dengan GCG yang menjadi kelemahan menajemen yang akhirnya menyebabkan perubahan kinerja yang dalam, melalui refleksi kota bangun awarness kami," katanya, Kamis (10/9/2020).

Menurutnya, kompetensi Bank Mandiri dalam berbisnis di sektor korporasi juga dibutuhkan bank lain dalam konteks membangun Indonesia. Apalagi, bidang korporasi memiliki magnitude dan kontribusi yang cukup besat dalam perekonomian nasional.

"Kami dukung apabila dalam talent kami mendukung bidang koporasi karena pada akhirnya ini akan berikan dorongan dam suport pengembangan ekonomi lebih baik," sebutnya.

Hanya saja, meskipun pernah menghadapi krisis 1998 saat waktu pertama kali berdiri, Bank Mandiri tetap melihat pandemi Covid-19 menjadi tantangan lain. Secara teknis, pengalaman bertahan di tengah krisis 1988 tidak dapat menjadi case bagi Bank Mandiri untuk melalui krisis. Namun secara mindset, pengalaman krisis 1998 menjadi kekuatan bagi Bank Mandiri untuk membangun kekuatan dengan kebersamaan dan sinergi secara internal.

"Penting bagi kami untuk memastikan mental, ada organisasi Bank Mandiri di belakang mereka, kami berikan berbagai benefit dan tunjangan-tunjangan untuk bantu teman-teman semua hadapi krisis saat ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper