Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Paparkan Rencana untuk BRI Agro (AGRO) dan BRI Syariah (BRIS)

BRI saat ini memiliki 8 perusahaan anak yang dimiliki secara mayoritas. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya telah melantai di bursa, yakni BRI Agro dan BRI Syariah.
Salah satu kantor Bank BRI/bri.co.id
Salah satu kantor Bank BRI/bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berkomitmen mendorong pertumbuhan anak usaha sehingga menambah kapasitas induk untuk lebih ekspansi.

BRI saat ini memiliki 8 perusahaan anak yang dimiliki secara mayoritas. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya telah melantai di bursa, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO).

Chief Financial Officer Bank BRI Haru Koesmahargyo menyatakan semua perusahaan anak diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi induk, baik berupa fee maupun kapasitas untuk menghasilkan fee. Ini menjadi penting karena ke depan tidak semua bisnis perbankan datang dari interest income.

"Kami berharap ke depan ketergantungan dari interest income mulai pelan-pelan dikurangi. Oleh karena kami mulai dapat pertumbuhan dari non-interest income, termasuk dari BRI Agro dan BRI Syariah," katanya, Selasa (15/9/2020).

Terutama AGRO dan BRIS diharapkan dapat menjadi kepanjangan tangan perseroan untuk menggarap potensi pertumbuhan di bisnis digital lending dan syariah.

Haru mengatakan perseroan akan mendukung AGRO untuk tumbuh ke arah digital lending. Hal ini telah dimulai dengan diluncurkannya aplikasi Pinang pada awal tahun lalu.

Adanya aplikasi ini bisa mengatasi dan meningkatkan daya saing perseroan dengan fintech yang ada. Apalagi dengan suku bunga yang lebih murah dan kemampuan menguasai simpanan masyarakat. Adapun, fokus pembiayaan agribisnis tetap dijaga melihat potensinya yang masih ada.

"Kami memberikan keunikan dengan mengembangkan kredit yang sifatnya mengarah kepada digital. Artinya bahwa perusahaan AGRO yang kira-kira saat ini memiliki segmen bisnis yang kurang lebih sama, kami akan kembangkan ke segmen bisnis yang bisa mendorong percepatan penambahan nasabah baru melalui digital lending," katanya.

Adapun, bisnis syariah memiliki potensi yang sangat besar. Apalagi model bisnis perbankan syariah memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Haru mengatakan BRI Syariah saat ini dalam proses penyelesaian transfer aset dari konvensional ke syariah. Ini seiring dengan implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh.

Transfer aset dalam bentuk kredit telah mencapai Rp9 triliun dari total Rp11 triliun. Sementara itu, transfer aset dalam bentuk simpanan telah mencapai sekitar Rp6 triliun dari total Rp11 triliun.

BRI melihat masih ada potensi penambahan nasabah baru di segmen syariah ke depannya. Sebab, saat ini belum semua masyarakat telah menggunakan layanan perbankan syariah.

Haru mengatakan potensi penambahan juga akan berasal dari provinsi lain yang tidak menerapkan qanun lembaga jasa keuangan syariah. Dari situ, perseroan memperkirakan tren pertumbuhan bisnis syariah bakal pesat.

"BRI Syariah akan ekspansi ke bisnis-bisnis yang relatif tidak bisa dilakukan oleh perbankan konvensional. Saya kira banyak sekali yang belum. Ke depan ini akan punya potensi yang sangat besar untuk tumbuh," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper