Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank DBS Indonesia menargetkan penjualan produk reksadana dollar berbasis syariah yakni Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) senilai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar hingga satu tahun ke depan.
MGSED memiliki Return on Invested Capital (ROIC) sebesar 19,4% atau lebih tinggi dari brenchmark yang sebesar 14,8%, long-term EPS growth 23,5%, price to earning (PE) 42,7 kali, Enterprise Value/EBITDA sebesar 27,4 kali.
Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk PT Bank DBS Indonesia Mus Hidayat mengatakan pihaknya telah mulai menjual produk MGSED sejak Agustus 2020 dengan realisasi US$6,7 juta. Penjualan pun diproyeksi akan semakin meningkat seiring dengan tren penurun suku bunga acuan yang dinilai akan berlangsung cukup lama.
Nasabah, lanjutnya, akan mencari alternatif investasi selain tabungan dan deposito. Nasabah pun akan memilih reksadana dalam mengembangkan portofolio kekayaan.
"Kami berharap dana kelolaan MGSED di DBS terus bertambah, karena produk ini memiliki tema investasi menarik yang berbeda dengan pasar domestik," katanya dalam webinar, Rabu (23/9/2020).
Menurutnya, produk MGSED tepat menjadi alternatif investasi karena tidak banyak produk yang dijual dalam mata uang dollar. Produk ini pun menawarkan akses investasi global dengan tema global disruption. "Jadi ini satu-satunya reksadana syariah US Dollar yang adopsi tema global disruption dan juga dapat advisory JP Morgan Asset Management," sebutnya.
Baca Juga
Presiden Director Mandiri Management Investment Alvin Pattisahusiwa mengatakan MGSED telah diluncurkan sejak 2016. Kemudian, pada pertengahan 2019, produk melakukan perubahan tema menjadi global disruption yang berfokus pada sektor-sektor digital, financial evolution, feeling good atau produk yang berkontribusi pada lingkungan dan sosial, healthcare inovation, dan energy revolution.
Menurutnya, pada Agustus 2020 lalu, genap satu tahun perubahan tema dilakukan. Setelah periode tersebut, telah terjadi tren peningkatan dana kelolaan. Awalnya selama bulan-bulan pertama, tren dana kelolaan berkisar antara US$20 juta sampai US$30 juta, kemudian naik menjadi US$40 juta pada Agustus 2020. Pada September 2020, dana kelolaan telah menjadi US$70 juta.
"Tren dana kelolaan meningkat pesat dari beberapa bulan ke belakang karena orang sudah mulai terbuka terhadap strategi kita di MGSED," katanya.