Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi finansial (tekfin/fintech) pembukuan dan pengelolaan transaksi kas usaha PT Buku Usaha Digital atau BukuWarung bakal merambah layanan bisnis baru.
Hal ini seiring cairnya pendanan investor yang baru saja diterima perusahaan yang fokus memberikan layanan ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini.
Abhinay Peddisetty, Co-Founder BukuWarung, mengungkap dengan adanya putaran pendanaan baru, pengembangan teknologi dan membangun beberapa layanan keuangan pada aplikasinya dengan mengintegrasikan produk-produk monetisasi seperti pembayaran, kredit, dan tabungan akan menjadi fokus.
Sebagai bagian dari strategi ini, BukuWarung meluncurkan fitur pembayaran bekerja sama dengan bank-bank besar Indonesia dan layanan dompet digital seperti OVO dan DANA sebagai satu-satunya aplikasi pengelolaan kas yang pertama menyediakan fitur seperti ini di Indonesia.
“Kami meluncurkan produk rintisan simpan pinjam untuk para merchant dan hasil awalnya sangat menjanjikan, dan sedang dalam proses menuju monetisasi. Peluncuran pembayaran digital merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mewujudkan misi kami membangun infrastruktur digital bagi usaha mikro di Indonesia," jelas Abhinay dalam keterangannya, Selasa (29/9/2020).
Khususnya, ketika Rp600 triliun yang ada di ekosistem UMKM masih berbentuk kas. Inilah kenapa solusi menyeluruh kepada seluruh merchant, untuk kebutuhan pengelolaan kas dan kredit di seluruh value chain merupakan kunci.
Setelah meluncurkan pembayaran digital pada Agustus, BukuWarung berharap dapat menumbuhkan basis penggunanya di seluruh Indonesia secara signifikan dan terus mengembangkan fitur di samping fitur utama pembukuan, hingga produk-produk yang bisa dimonetisasi, seperti kredit, tabungan, dan asuransi.
Chinmay Chauhan, Co-Founder BukuWarung, pun optimistis menilik dalam waktu satu bulan dari peluncuran fitur ini, BukuWarung telah mencatat jutaan USD TPV (total payment volume) pada basis tahunan, serta pertumbuhan 50 kali lipat.
Sebelumnya, pembayaran digital diperkenalkan sebagai respons terhadap permintaan dari para merchant untuk mengirimkan dan menerima uang secara lebih aman dan efisien, khususnya dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Pertumbuhan pesat kami telah didorong oleh strategi produk dan efisiensi modal. Kami membuat produk yang sangat sederhana, cepat, dan mudah dipahami seperti WhatsApp, yang digunakan oleh hampir seluruh pelaku UMKM di Indonesia," jelasnya.
Ini yang membuat BukuWarung diminati dan digunakan oleh banyak merchant, terlebih bagi yang baru menjalankan bisnis online untuk pertama kali.
"Inilah kenapa kami meningkatkan fitur pembukuan dan terus mengembangkannya lebih dari sekedar pengelolaan kredit. Kami menambahkan lagi fitur-fitur yang lebih detail dengan memperkenalkan fitur pengeluaran, penjualan, dan pencatatan profit untuk membantu pelaku usaha mikro memahami perkembangan bisnisnya lebih baik lagi," tambahnya.
Sekadar informasi, BukuWarung baru saja mendapatkan banyak investor, karena merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang menjadi bagian dari program bergengsi inkubator startup Y Combinator.
BukuWarung berhasil meraih pendanaan lebih dari 8-digit USD dari tiga putaran pendanaan di 2020 dengan investor-investor yang terlibat pada babak pendanaan ini diantaranya Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, VentureSouq.
Serta para angel investor papan atas mulai dari William Hockey (Plaid), Justin Mateen (Tinder), Rahul Vohra (Superhuman), Scott Belsky (CPO Adobe), Josh Buckley, Manik Gupta (ex-CPO Uber), Sriram Krishnan (Spotify), Harry Stebbings (20VC), Nancy Xiao (Bond Capital), Alison Barr Allen (Fast), serta angel investor lain dari WhatsApp, Square, dan Airbnb.
Beberapa investor yang kini berinvestasi di BukuWarung di antaranya Quona Capital, East Ventures, AC Ventures, Golden Gate Ventures, Tanglin Venture Partners, Michael Sampoerna, BukuWarung juga didukung oleh angel investor dari beberapa perusahaan seperti Grab, Gojek, Flipkart, PayPal,
Xendit dan Mastercard.