Bisnis.com, JAKARTA - Perpindahan kelas bank yang berada di kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) I ke BUKU II telah mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) kelompok tersebut.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juli 2020, penghimpunan dana di bank BUKU I tercatat sebesar Rp31,06 triliun atau turun 45,29% dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan DPK di bank BUKU I telah terjadi sejak awal 2020.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan terdapat 5 bank yang mengalami perpindahan kelas atau naik ke BUKU II. Kondisi ini tanpa disertai adanya penambahan bank di kategori BUKU I.
Sementara itu, di sisi lain, tidak terdapat perubahan yang signifikan pada kategori bank lainnya sehingga pergerakan agregat dari DPK di kategori bank tersebut tidak terlalu signifikan.
"Penurunan DPK pada bank BUKU I salah satunya disebabkan oleh perpindahan kelas dari bank BUKU I," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/10/2020).
Di luar itu, masyarakat juga cenderung memindahkan asetnya dari bank kecil ke bank besar. Selain karena demi alasan keamanan investasi, faktor lainnya juga karena bank kecil masih kalah bersaing dengan bank besar dari sisi pengembangan digital banking yang menarik nasabah menyimpan dananya sekaligus bertransaksi di bank besar.
Instrumen investasi lainnya yang ditaruh di bank BUKU IV biasanya berbentuk deposito. Hal ini diindikasikan oleh kenaikan deposito di bank BUKU IV hingga senilai Rp164 triliun sejak bulan Februari 2020, dan berkontribusi terhadap sekitar 44% kenaikan DPK bank BUKU IV di masa pandemi.
"Kecenderungan masyarakat untuk memindahkan asetnya ke bank BUKU IV, lanjutnya, tidak lepas dari masih tingginya ketidakpastian dari instrumen investasi sehingga masyarakat kalangan atas memindahkan asetnnya," katanya.
Menurutnya, agar likuiditas bank BUKU I tetap aman, sebaiknya mencoba untuk bersaing dalam hal bunga deposito yang kompetitif. Apalagi instrumen dari bank BUKU I dalam penghimpunan dana lebih terbatas dibandingkan kategori lainnya.
Hal lainnya yang dapat menjadi alternatif adalah memulai proses konsolidasi dengan bank BUKU I lainnya ataupun bank dengan kategori lebih tinggi. "Sehingga diharapkan economics of scale dari bank BUKU I tersebut dapat dioptimalkan," sebutnya.