Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja optimistis kinerja kredit akan lebih baik pada tahun depan.
Hanya saja, distribusi vaksin serta tren peningkatan virus corona tetap menjadi pertimbangan ekspansi.
"Jujur saja, kalau vaksin berjalan sesuai rencana, harusnya potensi lebih baik. Cuma siapa yang jamin?" katanya kepada Bisnis, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga : Pandemi Belum Usai, BCA Perkokoh Layanan Digital |
---|
Di mengatakan Prancis baru saja menerapkan lockdown total kembali karena mobilitas masyarakat yang meningkat.
Bahkan pandemi di negara tersebut banyak memakan korban yang pada akhirnya membuat kinerja banyak pelaku usaha kembali tertekan.
"Jadi, kalau prediksi susah sekali dalam keadaan sekarang,"imbuhnya.
Jahja sebelumnya menjelaskan penurunan kinerja pada kuartal ketiga lebih disebabkan oleh permintaan kredit yang sangat rendah, bahkan lebih banyak pelunasan.
Namun, dia menyampaikan permintaan kredit sudah mulai masuk dalam proses pemulihan. Dia pun menyebutkan perseroan masih optimistis menyalurkan kredit lebih baik untuk akhir tahun ini dan tahun depan.
"Kami akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit, tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank," katanya belum lama ini.
Adapun, dia menjelaskan ketersediaan likuiditas dan modal pun bukan menjadi masalah bagi perseroan dalam ekspansi kredit.
Perseroan bahkan sudah menekan beban dana, yang perlahan-lahan ditransmisikan ke suku bunga kredit untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi.
Dia pun menyebutkan debitur-debitur saat ini juga mendapat keringanan yang cukup besar dari sisi restrukturisasi dan penjaminan kredit.
"Kami sangat bersyukur atas program relaksasi dari regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan,” tuturnya.
Adapun, berdasarkan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.