Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disuntik Kookmin Rp11 Triliun, Begini Kinerja Bukopin Terkini

KB Kookmin Bank tercatat menyuntik dana ke Bukopin sebesar US$780 juta. Sekitar US$250 juta dijadikan sebagai modal, sedangkan sisanya dalam bentuk likuiditas yang ditaruh sebagai dana pihak ketiga.
Dirut PT Bank Bukopin Tbk. Rivan A Purwantono/Bisnis-istimewa
Dirut PT Bank Bukopin Tbk. Rivan A Purwantono/Bisnis-istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sejak menjadi pemegang saham pengendali, KB Kookmin Bank, diketahui telah mengucurkan dana US$780 juta atau setara Rp11,08 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS) kepada PT Bank Bukopin Tbk.

Dirut Bank Bukopin Rivan A. Purwantono menyampaikan bahwa kinerja perseroan terus mengalami perbaikan setelah Kookmin berkomitmen secara penuh dalam mendukung bisnis bank berkode saham BBKP tersebut.

“Sampai saat ini sudah hampir US$800 juta uang yang dikucurkan ke Bukopin. Sebesar US$780 juta tepatnya, Kookmin sudah placement ke Bukopin,” ujar Rivan saat berbincang dengan Bisnis, Jumat (6/11/2020) pagi.

Rivan menjelaskan dana sebesar US$780 juta itu tidak semuanya ditaruh dalam bentuk modal. Menurutnya, sekitar US$250 juta atau setara Rp3,55 triliun dijadikan sebagai modal, melalui penyertaan langsung atau penawaran saham terbatas beberapa waktu lalu.

Adapun, sambungnya, sisanya ditaruh dalam bentuk simpanan atau dana pihak ketiga. Penempatan dana tersebut diklaim cukup membantu menjaga likuiditas Bukopin, meskipun secara tahun berjalan atau dibandingkan dengan tahun lalu pertumbuhan dana masih turun.

Namun, menurut Rivan, sejak Kookmin menjadi pengendali, DPK perseroan mulai tumbuh positif jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. “Memang secara tahunan masih terlihat turun, tetapi sejak Kookmin masuk, sekitar 43 hari ini tren DPK positif,” tuturnya.

Rivan menyadari ada penarikan dan pemasukan dana, tetapi secara net DPK Bukopin tercatat tumbuh. Terlebih lagi, tuturnya, ada dukungan dari perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan yang ada di Indonesia dengan menempakan dana di perseroan.

“Ketika Kookmin masuk penuh itu, dukungan dari perusahaan Korsel cukup besar. Korean Desk yang kami buat untuk menarik deposan dari Korea berfungsi optimal. Mereka menaruh dana di Bukopin,” terangnya.

Mengenai kinerja perseroan sampai dengan kuartal III/2020, menurut Rivan, menunjukkan tren positif dalam penyaluran kredit. Namun, lanjutnya, untuk perolehan laba masih belum optimal karena Bukopin dalam tahap pemulihan.

Rivan menyampaikan bahwa perseroan akan mendorong rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) guna memitigasi risiko kredit bermasalah.

“Kami mundur untuk pelaporan keuangan. Kemungkinan kuartal III ini masih turun labanya, karena kami memilih meningkatkan pencadangan. Kami biasanya CKPN itu 40%, sekarang kami naikkan menjadi 60%. Biar lebih confident dalam menyerap risiko NPL [non performing loan],” jelasnya.

Namun, dia meyakini bahwa pada akhir tahun kinerja Bukopin akan meningkat dibandingkan dengan kuartal III, karena masa-masa sulit sudah terlewati. “Kami bottom itu ada di kuartal III. Mudah-mudahan akhir tahun sudah pulih kembali,” kata Rivan.

Bank Bukopin - Sumber: Laman Web Bosowa
Bank Bukopin - Sumber: Laman Web Bosowa

Berdasarkan laporan keuangan bulanan (unaudited) yang dikutip Bisnis di laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (3/11/2020), Bank Bukopin membukukan rugi bersih senilai total Rp675,53 miliar per akhir Agustus 2020.

Kinerja tersebut menurun dari capaian Agustus 2019 yang masih mampu membukukan laba sebesar Rp137,52 miliar.

Pendapatan bunga bersih BBKP sebesar Rp482,57 miliar, turun 57,94% pada Agustus 2020 dibandingkan bulan sama tahun lalu (year on year/yoy). Beban operasional selain bunga bersih juga terpantau naik 25,13% (yoy) pada Agustus 2020 menjadi Rp1,23 triliun.

Aset BBKP pada Agustus 2020 juga turun 15,38% (yoy) menjadi Rp77,37 triliun. Penurunan aset tersebut seiring dengan penurunan kredit yang diberikan bank sebesar 3,28% (yoy) menjadi Rp59,39 triliun. Hingga Agustus 2020, BBKP membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit dan pembiayaan syariah hingga Rp2,99 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank berupa giro naik 25,35% YoY menjadi Rp10,69 triliun pada Agustus 2020. Sementara itu, tabungan dan deposito yang berhasil dihimpun masing-masing senilai Rp12,74 triliun dan Rp26,23 triliun.

Adapun, sepanjang paruh pertama 2020, BBKP masih mampu mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik senilai Rp54,13 miliar, meskipun perolehan laba tersebut turun 55% (yoy).

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia disampaikan, total penghasilan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp217,73 miliar atau naik 51,31% (yoy) pada semester I/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper