Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos OJK Akui Penurunan Bunga Kredit Jadi Single Digit Kurang Cepat

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan saat ini suku bunga kredit perbankan memang sudah berada di posisi single digit. Hanya saja, penurunan suku bunga kredit perbankan tersebut diakuinya masih kurang cepat.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan suku bunga kredit masih butuh upaya ekstra di tengah keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo sebesar 25 bps menjadi 3,75% dengan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan saat ini suku bunga kredit perbankan memang sudah berada di posisi single digit. Hanya saja, penurunan suku bunga kredit perbankan tersebut diakuinya masih kurang cepat.

OJK pun berupaya mencari opsi untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit perbankan. Adanya penempatan uang negara pada sejumlah dengan bunga rendah yakni sebesar 2,4% per tahun dinilai akan memacu transmisi penurunan suku bunga kredit.

"Kami lihat suku bunga sudah single digit, cuma memang kurang cepat, gitu saja, bagaimana kita percepat, jadi ini tinggal bagaimana kita orkestrasi ciptakan tenaga kerja pada sektor-sektor unggulan kita," katanya dalam webinar, Selasa (24/11/2020).

Wimboh menilai suku bunga juga tidak menjadi masalah dalam penyaluran kredit. Penurunan suku bunga kredit saat ini tinggal masalah transisi dan dipastikan akan turun.

Menurutnya, di tengah kondisi saat ini, perbankan diharapkan tidak berupaya mendulang perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM). Penurunan NIM melalui penurunan suku bunga kredit perlu dilakukan. Meskipun, suku bunga kredit saat ini bukan menjadi masalah utama yang mampu mendorong pertumbuhan kredit.

"Aneh kalau kondisi seperti ini, perbankan tidak sharing pain, kalau perlu NIM turun supaya bunga kredit rendah," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper