Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) memastikan kinerja tahun depan akan lebih agresif baik dari sisi kredit, dana, dan profitabilitas.
Direktur Utama Bank KB Bukopin menuturkan kondisi tahun ini cukup menantang bagi perseroan. Tidak hanya menghadapi masa pandemi, perseroan perlu fokus pada penguatan internal yang menghimpit kinerja.
"RBB belum kami sampaikan. Namun kami optimistis kinerja kredit kami akan tumbuh dua digit, termasuk dengan dana. Laba kami juga akan menjadi positif tahun depan," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/12/2020).
Rivan mengatakan perseroan akan fokus pada optimalisasi pasar pembiayaan existing, yakni segmen ritel. Perseroan juga akan mulai ekspansi ke pasar baru, seperti nasabah dari KB Kookmin Bank baik untuk penyaluran kredit maupun penghimpunan dana.
Di luar itu, Rivan menambahkan akselerasi kinerja tahun depan akan didukung pula oleh optimalisasi digital. Perseroan sudah memiliki aplikasi digital banking yang akan membantu akselerasi kinerja.
Dia pun memastikan fundamental bisnis BBKP akan lebih kuat, terutama dengan rasio kecukupan modal yang telah berada pada 16,34%. Dari sisi likuditas, Rivan memastikan dukungan KB Kookmin Bank masih sangat kuat untuk menjawab semua kebutuhan perseroan.
Baca Juga
Adapun, PT Bank KB Bukopin Tbk. merupakan nama resmi baru perseroan. Kookmin telah mengucurkan dana sebesar US$1,070 miliar atau Rp15,52 triliun [kurs Rp14.500 per dolar AS] kepada bank yang dipimpinnya itu.
Pada awal November 2020, dana yang digelontorkan Kookmin sudah mencapai US$780 juta. Artinya, ada penambahan dana segar sekitar US$290 juta di neraca Bukopin dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan laporan keuangannya, kinerja BBKP sepanjang tahun berjalan memang tidak terlalu mengesankan. Pendapatan bunga bersihnya hanya mencapai Rp465,17 miliar per September 2020, jatuh 65,31 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang masih senilai Rp1,34 triliun.
Bukopin juga terpaksa menanggung rugi bersih Rp1,05 triliun, jauh di bawah laba bersih Rp150,58 miliar per kuartal III/2019.
Adapun, penyaluran kredit pada kuartal III/2020, tercatat senilai Rp59 triliun atau turun 8,17 persen secara yoy. Angka ini juga menyusut 5,89 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang sebesar Rp62,69 triliun.
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap bisnis utama perusahaan. Total kredit restrukturisasi mencapai Rp24,5 triliun, dengan kredit yang direstrukturisasi akibat pandemi menyentuh 73,8 persen dari jumlah itu atau setara Rp18 triliun.