Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja perbankan di masa pandemi menghadapi tantangan yang sangat berat. Krisis kesehatan ini pun mengerogoti pendapatan dan profitabilitas perbankan.
Walaupun dari sisi laba tertekan, bank-bank besar masih mampu mencatatkan pertumbuhan aset. Hingga September 2020, daftar lima bank terbesar di Tanah Air belum berubah.
Namun, salah satu bank mencatatkan peningkatan aset hingga menembus Rp1.000 triliun, menambah deretan bank dengan aset di atas Rp1.000 triliun, yang selama ini hanya dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Berikut daftar lima bank terbesar di Indonesia berdasarkan nilai aset pada laporan keuangan yang dirilis pada kuartal III atau September 2020:
1. BRI
Bank spesialis kredit mikro ini masih menduduki puncak sebagai bank dengan nilai aset terbesar.
Dikutip dari laporan keuangannya, nilai aset konsolidasian BBRI tercatat senilai Rp1.447,85 triliun. Nilai ini tumbuh 10,89 persen secara tahunan dari Rp1.305,67 triliun.
Pada periode yang sama, BRI membukukan laba bersih senilai Rp14,15 triliun secara konsolidasi atau turun 42,94 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Pada sisi liabilitas, hingga akhir kuartal III/2020, DPK BRI tercatat Rp 1.131,93 triliun atau naik sebesar 18 persen yoy. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 59,02 persen dari total DPK atau senilai Rp 668,10 Triliun.
BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 82,63 persen, atau lebih rendah dengan LDR BRI di akhir September 2019 sebesar 92,99 persen.
Penurunan LDR ini membuka ruang bagi BRI terhadap penurunan biaya dana atau cost of fund (CoF) lebih lanjut. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal dengan CAR 20,92 persen.
2. Bank Mandiri
Bank Mandiri mencatatkan nilai aset senilai Rp1.405,85 triliun pada kuartal III/2020, menjadikan bank dengan logo pita emas ini sebagai bank kedua terbesar dari sisi aset. Aset tersebut naik 10,28 persen yoy.
Pertumbuhan aset BMRI tersebut didukung oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 21,2 persen yoy menjadi Rp130 triliun.
Dari sisi laba, Bank Mandiri membukukan penurunan laba bersih sebesar 30,73 persen secara yoy menjadi Rp14,03 triliun sampai dengan September 2020.
Secara total laba perusahaan anak berkontribusi 13,5 persen terhadap laba konsolidasi Bank Mandiri.
Dari sisi profitabilitas, perseroan akan menjaga NIM tetap di kisaran 4,68 persen pada kuartal terakhir, atau tidak turun lebih dalam dibandingkan dengan akhir kuartal III/2020. Dengan demikian, perseroan memperkirakan perolehan laba sampai akhir tahun sekitar Rp16 triliun.
3. BCA
BCA menjadi satu-satunya bank swasta yang masuk dalam daftar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.
Pada kuartal III/2020, BBCA berhasil mencatatkan aset konsolidasian tembus Rp1.000 triliun, tepatnya Rp1.003,64 triliun. Nilai aset ini meningkat sebesar 12,3 persen secara tahunan.
Aset senilai seribu triliun tersebut merupakan capaian pertama kali perseroan yang bisa dicapai pada September 2020. Pencapaian aset tersebut pun didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid.
Dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. Dana murah atau current account saving account (CASA) BCA tumbuh 16,1 persen YoY, mencapai Rp596,6 triliun sehingga menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3 persen YoY menjadi Rp780,7 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8 persen YoY mencapai Rp184,1 triliun.
Adapun, emiten berkode BBCA tersebut beserta entitas anak melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama 2020 dengan laba bersih Rp20 triliun, turun 4,2 persen atau Rp886 miliar dibandingkan dengan Rp20,9 triliun pada tahun sebelumnya yang disebabkan peningkatan biaya pencadangan.
4. BNI
Bank BNI pada September 2020 mencatatkan nilai aset Rp916,95 triliun atau naik 12,47 persen secara tahunan.
Dengan nilai aset tersebut, emiten dengan kode saham BBNI ini pun menduduki peringkat keempat bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.
Pertumbuhan aset ini terutama dikontribusi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4 persen YoY dari Rp580,9 triliun menjadi Rp705,1 triliun.
DPK tersebut menopang penyaluran kredit BNI yang tumbuh 4,2 persen yoy, dari Rp 558,7 triliun menjadi Rp582,4 triliun.
Pada periode yang sama, BNI membukukan laba Rp4,32 triliun pada kuartal III/2020 atau anjlok 63,9 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Pembentukan pencadangan yang lebih konservatif dinilai menjadi alasan turunnya laba BNI.
Dengan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif, rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga kuartal III/2020 berada pada level 206,9 persen lebih besar dibandingkan dengan kuartal III/2019 yang sebesar 159,2 persen.
5. BTN
Pada posisi kelima, ada bank spesialis penyalur kredit perumahan BTN. Pada September 2020, BTN mencatatkan nilai aset Rp356,97 triliun atau tumbuh 12,9 persen yoy.
BBTN menjadi satu-satunya bank bumn yang mencatatkan prestasi positif dengan perolehan laba bersih yang melesat di level 39,72 persen pada kuartal III/2020 secara tahunan.
Perseroan tercatat mencetak laba senilai Rp1,12 triliun per kuartal III/2020, naik dari Rp801 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan laba bersih perseroan ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi.
Bank BTN mencatat telah menyalurkan kredit dan pembiayaan di segmen perumahan sebesar Rp231,34 triliun per kuartal III/2020.