Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target 1 Februari 2021, Merger Bank Syariah BUMN Masih Tunggu Izin OJK

Ketua PMO Merger Bank Syariah Anak Usaha BUMN Hery Gunardi mengatakan proses merger bank syariah BUMN telah dilakukan sejak Maret tahun lalu. Saat ini hanya menghitung hari untuk legal merger yang dijadwalkan pada 1 Februari 2021.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo berpose dalam sesi foto usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). /ANTARA
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo berpose dalam sesi foto usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Merger tiga bank syariah BUMN saat ini masih tunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya, legal merger dijadwalkan akan dilakukan pada 1 Februari 2021.

Proses merger melibatkan PT Bank BRIsyariah Tbk., PT BNI Syariah, dan PT Bank Mandiri Syariah. Bank BRIsyariah menjadi bank penerima penggabungan. Setelah proses merger efektif, bank hasil merger memiliki nama baru yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Ketua PMO Merger Bank Syariah Anak Usaha BUMN Hery Gunardi mengatakan proses merger bank syariah BUMN telah dilakukan sejak Maret tahun lalu. Saat ini hanya menghitung hari untuk legal merger yang dijadwalkan pada 1 Februari 2021.

Dia menuturkan, pihaknya masih menunggu izin merger dari OJK yang diperkirakan akan keluar pada pekan ini. Proses selanjutnya yakni pengesahan nama baru Bank Syariah Indonesia kepada Kementerian Hukum dan HAM, serta penggunaan logo baru, dan lainnya.

"Proses lainnya tetap berjalan dengan baik. Semoga tanggal 1 [Februari 2021] legal merger bisa dilakukan dan mendeclare telah lahir Bank Syariah Indonesia," katanya.

Heru menambahkan hadirnya Bank Syariah Indonesia dapat berperan aktif dan memberikan kontribusi untuk menjadi penggerak motor ekonomi syariah di Indonesia. Apalagi potensi industri halal mencapai Rp4.800 triliun yang belum tergarap optimal perbankan syariah.

Kinerja perbankan syariah yang tetap tumbuh pada masa pandemi memberikan harapan baru untuk kembali ke prinsip syariah. Sampai dengan Oktober 2020, pertumbuhan aset perbankan syariah sebesar 13,99%, di atas rata-rata perbankan nasional. Demikian pula, dana pihak ketiga tumbuh 13,84%. Pembiayaan tercatat tumbuh 9,12%.

"Ini menjadi angin segar bagi perbankan syariah bisa tumbuh [di atas perbankan nasional]. Ke depan, kami kami yakin potensi market bisa digarap optimal. Hadirnya Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper