Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong industri perbankan untuk merespon suku bunga cuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang telah turun ke level terendah.
Asisten Gubernur BI sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung menyampaikan sejak Juni 2019, BI telah memangkas suku bunga acuan hingga 225 basis poin.
Namun, penurunan ini hanya diikuti oleh penurunan suku bunga deposito di perbankan, sementara suku bunga kredit masih belum mengikuti.
“Bagi BI, kita inginkan kalau BI turunkan suku bunga, harusnya responnya juga sama,” katanya dalam video conference, Senin (22/2/2021).
Respons yang lamban ini juga tercermin dari spread antara suku bunga acuan dan suku bunga kredit yang justru mengalami pelebaran.
“Artinya bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih sekarang ini, kelihatan dengan suku bunga deposito yang cepat turunnya, berarti spread antara BI7DRR dengan kredit dan deposito mengalami pelebaran,” jelasnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini, BI kembali melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen.
Untuk mendorong percepatan transmisi penurunan suku bunga di perbankan, BI juga melakukan langkah kebijakan berupa mempublikasikan ‘Asesmen Transmisi Suku Bunga Kebijakan Kepada Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan’.
Hal ini bertujuan untuk mendukung percepatan transmisi kebijakan moneter serta memperluas diseminasi informasi kepada konsumen, baik korporasi maupun individu, guna meningkatkan tata kelola, disiplin pasar dan kompetisi di pasar kredit perbankan.