Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bumi Arta Tbk. fokus mengembangkan infrastruktur digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono menyampaikan salah satu fokus emiten berkode saham BNBA yakni dalam pengembangan infrastruktur digital.
"Kami fokus dalam perkembangan infrastruktur digital," katanya dalam public expose insidental, Selasa (23/2/2021).
Dia mengakui BNBA saat ini tengah mencari mitra dalam pengembangan perbankan digital. Pihaknya terus mencari kemungkinan aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk mengeksplorasi peluang sinergi.
Rencana utama kemitraan digital yang dimaksud yakni kolaborasi dengan semua platform digital, baik ecommerce, online payment, travel, hingga fintech.
"Kami membuka semua opsi tersebut untuk kami pertimbangkan yang terbaik untuk kinerja Bumi Arta ke depan dan kebaikan semua stakeholder Bank Bumi Arta," tuturnya.
Dalam paparannya, Wikan menjelaskan Bank Bumi Arta telah lama mengembangkan transformasi perbankan digital. Bahkan, hal itu telah dimulai sejak tahun 2000.
Baca Juga
Dia memaparkan pada tahun 2000-2001, Bank Bumi Arta melakukan integrated core banking application untuk transaksi real time dan bergabung dengan jaringan ATM PRIMA untuk mempermudah akses ATM kepada nasabah.
Selanjutnya, pada 2006-2008, perseroan menyediakan layanan corporate internet banking untuk perusahaan dengan fitur multi-steps approval dan layanan phone and sms banking untuk nasabah.
Berikutnya, pada 2016, perseroan bergabung dengan ATM Bersama untuk memperbesar jaringan ATM. Pada 2018, perseroan menyediakan layanan supply chain e-financing.
Pada 2019, perseroan menyediakan layanan BBA Mobile Banking dan Flazz Co-branding dengan Bank Central Asia (BCA). Dan pada 2020, perseroan menyediakan layanan individual internet banking untuk nasabah ritel dan layanan virtual account untuk memudahkan rekonsiliasi tagihan.
Adapun, pada tahun ini, BNBA menargetkan kinerja dapat bertumbuh disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan arahan OJK yakni sekitar 7%-9% pada tahun ini, dengan syarat pandemi sudah mereda.
Untuk rasio non performing loan (NPL) net akan dijaga di kisaran level 1,5%. Hal itu diyakini bisa dilakukan dengan pendekatan dan perundingan bank bersama dengan para debitur agar dapat bekerja sama dengan perseroan.
BNBA juga membidik kenaikan laba bersih sekitar 15%-17% secara yoy. Sampai dengan kuartal III/2020, laba Bank Bumi Arta turun 41% menjadi Rp30 miliar.