Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Sinar Mas menilai bahwa transformasi digital paling utama dari perusahaan asuransi ada pada proses underwriting dan klaim. Kedua hal tersebut bukan hanya membuat proses bisnis efisien tetapi sangat memengaruhi kepuasan nasabah terhadap layanan asuransi.
Chief Financial Officer Asuransi Sinar Mas Njoman Sudharta menjelaskan bahwa pengelolaan likuiditas menjadi strategi utama perseroan di tengah pandemi Covid-19. Saat ini, daya beli masyarakat yang tertekan membuat kemampuan membayar premi terganggu, tapi pembayaran klaim harus tetap berjalan.
Menurutnya, aspek pembayaran klaim pun menjadi prioritas perseroan selama pandemi, karena kewajiban kepada nasabah harus tetap terpenuhi. Hal itu dapat terjaga dengan digitalisasi yang dikembangkan Asuransi Sinar Mas.
"Kami tetap melakukan prioritas dari sisi payment, terutama klaim. Tentu dengan kondisi tersebut kami akan mengevaluasi pengeluaran untuk capital expenditure, tapi karena digitalisasi ini berjalan tetap menjadi prioritas kami," ujar Njoman dalam acara Coffee Talk With CFO bertajuk The Evolving World of CFO yang digelar Microsoft bersama Bisnis Indonesia, Kamis (4/3/2021).
Menurutnya, transformasi digital membuat proses underwriting hingga pembayaran klaim dapat berjalan dengan optimal. Operasional perusahaan pun menjadi efisien, sehingga beban pengeluaran terjaga di tengah kondisi sulit.
Njoman menjabarkan bahwa transformasi digital membuat polis-polis asuransi dengan risiko yang sederhana dapat diproses oleh mesin. Dia mencontohkannya dalam polis asuransi perjalanan, jika risiko keterlambatan penerbangan terjadi.
Baca Juga
Menurut Njoman, penerapan teknologi membuat Asuransi Sinar Mas dapat mengetahui keterlambatan penerbangan bahkan sebelum nasabah terkait mengajukan klaim. Adanya integrasi data membuat mereka dapat melakukan pembayaran seketika saat syarat risiko terpenuhi.
"Sebelumnya dibutuhkan waktu cukup lama, sekarang analisisnya bisa digantikan dengan mesin," ujar Njoman.
Selain automasi, transformasi digital pun harus tetap dibarengi oleh sentuhan langsung melalui komunikasi dengan nasabah. Menurut Njoman, tugas itu dilakukan oleh tim pengembangan produk (product development).
"Di sisi lain karena purchasement power turun, kami memberikan produk yang sesuai kondisi masyarakat. Umumnya asuransi kan membayar premi sekaligus di depan, dengan adanya pandemi kemampuan ini kami sesuaikan, dibayar sesuai kemampuan apakah per bulan, sehingga menjadi sangat affordable," ujarnya.